“Kaum Intelegensia Indonesia mempunyai tradisi yang baik dalam
menentukan nasib bangsa. Selagi rakyat yang banyak masih berselimut dengan kegelapan,
kaum terpelajarlah yang membukakan matanya bahwa ia mempunyai hak atas hidup
sebagai bangsa yang merdeka”
“The Indonesian intellectuals
have a good tradition in determining the fate of the nation. While most of the
people are still in darkness, it is the intellectuals who open their eyes that
they possess the right to live as a free nation”
(Mohammad
Hatta, Tanggungjawab moril Kaum Intelegensia, 1966)
“Nasional, dalam arti membangun perekonomian rakyat…, bukan
dalam arti membangun kapitalisme nasional”
“National, in
developing the people’s economy…, not in terms of building national capitalism.”
(Mohammad
Hatta, pidato pada peringatan sewindu PWI di Jakarta, 11 Februari 1954)
“Bagi kami orang Indonesia, nama Indonesia mempunyai arti
politik dan menyatakan suatu tujuan politik… mengandung tuntutan kemerdekaan,
bukan kemerdekaan Hindia Belanda, melainkan kemerdekaan Indonesia dari
Indonesia (Indonesisch Indonesie)…”
“For us, Indonesians,
the world “Indonesia” has a political meaning as well as a political goal… it encompasses
the claim for independence, not the independence of The Netherland-Indies, but
the independence of Indonesia’s Indonesia…”
(Mohammad Hatta, “Over de Naam ‘Indonesie’ (Tentang Nama
Indonesia)”, De Socialist No 10, 8
Desember 1928)
“…Mari kita menjaga agar jabatan apapun juga yang kita jabat
adalah untuk member contoh kepada bawahan dan agar selalu ingat kepada tugas
yang kita jalankan”.
“…Let us maintain that
in whatever position we have in life, we should always give an example to our
subordinates and never forget the duty we have to fulfill in life”.
(Mohammad
Hatta, Ceramah di Depan pejaba dan pemuka Masyarakat, Jayapura, 26 Mei 1970)
“Sekali pun ilmu tidak
memutus dan politik lebih berkuasa dalam menentukan tujuan, penerangan ilmu
yang tepat dan meyakinkan dapat mempengaruhi pertimbangan politik. Semakin besar
kecerdasan, semakin kuat rasio terhadap emosi…”
“Science may not be the decision
maker and politics has more power in stating the goals, however, proper and
convincing explanation by science can influence political consideration. The greater
the intelligence, the stronger the ratio has over emotion…”
(Mohammad Hatta,
Pidato pada Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional di Malang, 6 Agustus 1958)
0 komentar:
Posting Komentar