Keberjalanan
organisasi kerelawanan ini telah melalui jalan panjang dan sempat berganti nama
menjadi Relawan Siaga Nusantara. Saya mengenal organisasi kerelawanan ini
semenjak tahun 2010 yang pada saat itu mengetahui informasi open recruitment
melalui pamflet yang ditempel di sebuah mading kampus. Selain itu, ternyata
salah seorang senior di kampus yang juga merupakan relawan rumah zakat
memberikan info lebih jelas mengenani Relawan rumah Zakat ini. Setelah
dipikir-pikir dan dipertimbangkan dengan seksama, maka sayapun mendaftarkan
diri dengan terlebih dahulu mengisi formulir. Dan sampai pada tahapan wawancara
oleh Koordinator Relawan saat itu yang dikenal dengan sapaan bang Arul. Dalam
wawancara tersebut intinya ditanyai kesanggupan saya dalam menjalani rutinitas
kegiatan kerelawanan ini dengan tantangan kesibukan amanah saya pada saat itu
di kampus. Akhirnya sayapun memutuskan untuk menyanggupi dan bergabunglah
dengan organisasi Relawan Rumah Zakat.
Agenda
perdana yang saya ikuti yakni penyaluran program ramadhan Rumah Zakat yakni
berbagi buka puasa pada tahun 2010 (1431 H). Ada perasaan bahagia melihat
senyuman dari penerima manfaat program ramadhan ini. Dan selanjutnya sayapun
diikutsertakan dalam kepanitiaan program Kemah Juara 2010. Pada saat ini
rasanya saya tidak amanah dengan apa yang telah di amanahkan kepada saya. Hal
ini juga berkenaan dengan bentrokya agenda dengan amanah saya di kampus.
Sehingga tidak maksimal berkontribusi dalam kegiatan Kemah Juara 2010 ini.
Setahun
setelah bergabung di Relawan Rumah Zakat, dapat informasi bahwasanya akan
dilaksanakan Diksar Relawan Rumah Zakat. Sayapun bersemangat untuk mempertegas
langkah saya menggeluti dunia kerelawanan ini. Dengan penuh semangat
mempersiapkan perlengkapan yang harus dibawa dengan salah seorang sahabat saya
yang saat ini telah hijrah ke pulau Jawa. Namun, kondisi yang tidak
memungkinkan untuk berangkat, karena sehari sebelum keberangkatan situasi dan
kondisi kampus sedang tidak kondusif pasca pemilihan presiden mahasiswa yang
berujung bentrok. Hilang sudah peluang untuk mengikuti diksar di tahun 2011.
Namun
tidak menyurutkan langkah kaki untuk terus berkontribusi dalam penyaluran
program-program Rumah Zakat.
Di
tahun ini juga saya menjadi mentor di salah satu wilayah pemberdayaan. Namun,
tidak bertahan lama dikarenakan padatnya agenda-agenda di kampus sehingga sulit
dalam pembagiaan waktunya. Di Tahun 2011 ini juga dilibatkan menjadi panitia
Olimpiade Juara 2011. Dan Alhamdulillah peran serta saya tahun ini lebih
meningkat dibandingkan Kemah Juara 2010.
Dan
sejak pelaksanaan Olimpiade Juara 2011, komunikasi terputus dengan sobat
Relawan Rumah Zakat Pekanbaru. Tidak pernah kembali bergabung di acara-acara
ataupun kegiatan Rumah Zakat. Mungkin juga dikarenakan dengan agenda-agenda di
kampus yang sangat padat. Hingga di akhir 2012 dalam pelaksanaan Kemah Juara
2012 kembali dilibatkan menjadi panitia Acara Kemah Juara 2012. Peran serta di
tahun ini jauh lebih meningkat dari 2 tahun pelaksanaan sebelumnya.
Pada tahun
2013 ini kembali aktif berkomunikasi dengan Relawan Rumah Zakat yang ternyata
telah terjadi pergantian coordinator. Dan kebetulan koordinator relawan Rumah
Zakat Pekanbaru saat ini juga aktif di salah satu organisasi di Kampus yang
saya juga aktif disana. Diawali dengan tawaran menjadi Guru pembimbing
siswa-siswi SMP Juara dalam math club sebagai sarana persiapan mengikuti
beragam olimpiade matematika. Dan pada pertengahan tahun dengan agenda program
Senyum Ramadhan yang sebulan penuh saya berkontribusi dalam penyaluran program
Ramadhan. Selain itu juga aktif mengikuti agenda-agenda relawan lainnya. Hingga
berita gembirapun tiba, yakni di tahun ini akan dilaksanakan Diksar Relawan
2013. Sungguh ini adalah kesempatan kedua yang tidak boleh disia-siakan.
Pra Diksar Relawan 2013
Kesempatan
emas untuk mengokohkan kaki di organisasi Relawan Rumah Zakat ini harus
dihadapi dengan semangat. Dimulai dari pra Diksar yang dilalui dengan semangat
dengan mangikuti beberapa pertemuan yang diisi dengan materi-materi kerumahzakatan
dan kerelawanan. Serta juga kegiatan luar ruangan yakni long march menyusuri
jalanan kota Pekanbaru dengan sobat relawan lainnya. Kegiatan ini saya lalui
dengan keceriaan bersama sahabat-sahabat relawan lainnya. Walau jarak yang
ditempuh sangat jauh, namun rasa lelah tak menghampiri diri. Terus melangkah
bersama hingga tempat pemberhentian terakhir yakni sebuah sungai di kawasan
Kulim. Saya bersama sahabat lainnya pun dengan penuh semangat dan keceriaan
juga menyusuri sungai yang lumayan dalam dan berarus. Air yang berwarna cokelat
dengan tumpukan sampah dipinggiran sungai tak menjadi penghambat ataupun
pemutus asa saya dan relawan lainnya. Kami saling membantu satu sama lain untuk
mencapai tujuan akhir yakni kembali ke rumah dengan selamat. Kebahagiaan yang
luar biasa dirasakan saat sampai diperhentian terakhir. Walau dalam kondisi
kelelahan, kamipun bergegas menuju mesjid terdekat karena tak terasa waktu
maghrib telah tiba. Tidak terasa waktu seharian penuh dimulai pukul 06.00 di
RBSK (Rumah Bersalin Sehat Keluarga) hingga maghribpun menjelang.
Sehari
setelah pelaksanaan pra Diksar yang sangat menguras tenaga, terdengar
cerita-cerita yang menggelitik telinga, dimulai dari ada yang tidak bias
berjalan, hingga jalan seperti nenek-nenek yang sudah tua renta. Walaupun
begitu, tak menyurutkan langkah kaki menuju diksar relawan 2013 yang
dilaksanakan di Sumatera Barat.
Seminggu
menjelang keberangkatan, saya bersama sahabat Relawan Rumah Zakat Pekanbaru
lainnya sering melaksanakan pertemuan untuk persiapan keberangkatan. Dimulai
dari persiapan perlengkapan hingga menentukan waktu keberangkatan. Dan akhirnya
disepekati waktu keberangkatan di Kamis sore. 3 hari menjelang keberangkatan
saya bersama Korel sibuk melengkapi perlengkapan yang dibutuhkan. Selain perlengkapan
pribadi juga membatu melengkapi perlengkapan sahabat-sahabat lainnya.
Waktu
keberangkatanpun tiba, saya bersama sahabat lainnya berkumpul di depan Hotel
Mona Plaza, panam. Walau kondisi saat itu hujan lebat, tidak menyurutkan saya
untuk hadir pada waktu yang disepakati. Walau keberangkatanpun tertunda
beberapa jam karena harus menunggu semuanya hadir. Sebelum berangkat, saya
bersama sahabat relawan lainnya mendapatkan wejangan dari Program Head Rumah
Zakat Cabang Pekanbaru. Beliau menyampaikan tetap semangat dan selepas Diksar
Kontribusinya harus lebih besar lagi. Selepas penyampaian arahan dari PH,
ditutup dengan do’a dan berfoto bersama.
Kami
berangkat dengan menggunakan bus. Selama perjalanan, hujan terus membasahi
bumi. Dan setelah menempuh perjalanan selama lebih kurang 7 jam, akhirnya
sampai di basecamp Relawan Rumah Zakat Padang. Disambut langsung oleh Korel
Padang, dan kamipun langsung menurunkan barang bawaan dan beristirahat
menjelang waktu subuh menjelang.
Mentari
pagi pun bersinar menyambut aktivitas saya bersama relawan lainnya. Di awali
dengan sarapan bersama dan dilanjutkan dengan upacara pelepasan peserta Diksar
Relawan 2013. Selepas upacara saya beserta peserta lainnya menaiki truk yang telah
disediakan. Dan kamipun bergerak menuju lokasi diksar. Dan ternyata bus
tersebut tidak mengantarkan hingga lokasi tujuan. Saya beserta sahabat relawan
lainnya diperintahkan turun oleh panitia, dan kami melanjutkan perjalanan
menuju lokasi dengan berjalan kaki dan membawa barang bawaan pribadi.
Walau
dengan beban berat di pundak, saya dan sahabat lainnya dengan langkah semangat
berjalan menuju lokasi. Karena telah pemanasan saat pra diksar, sehingga tidak
terasa lelahnya. Kamipun istirahat di mesjid dengan menunaikan ibadah Shalat
Jum’at dan makan siang bersama. Saat makan siang bersama, sungguh berasa
kebersamaannya makan bajamba dengan lauk alakadarnya. Hujanpun turun disaat
menunaikan shalat Jumat, namun Alhamdulillah reda sebelum perjalanan dilanjutkan.
Menyeberangi Sungai
Sebelum
melanjutkan perjalanan, kami mendapat arahan agar benar-benar packing barang
bawaan dikarenakan akan menyeberangi sungai. Selepas arahan, kamipun kembali
melanjutkan perjalanan hingga sampai di perhentian ketiga sebelum menyeberangi
sungai. Seluruh peserta benar-benar memperhatikan barang bawaannya agar tidak
basah sampai di lokasi. Sebelum menyeberangi sungai kamipun dibagi kelompoknya.
Dan saya satu kelompok dengan Doko, Irawan, dan Hanif. Dan penyeberangan sungai
dilakukan per kelompok satu per satu. Sungguh pengalaman yang luar biasa
menyeberangi sungai berarus deras dengan menggunakan pegangan tali.
Akhirnya
sampai juga di seberang, namun karena kelompok saya merupakan kelompok terakhir
yang menyeberang, kamipun menunggu dan membantu menyeberangkan barang bawaan
panitia hingga semuanya diseberangkan. Dan menuju lokasi dengan membawa barang
bawaan panitia.
Karena
sudah terkurasnya tenaga, mulai terasa berat langkah kaki, namun tidak
menyurutkan niat untuk segera sampai di lokasi. Setiba dilokasi, suasana sudah
gelap dan waktu maghrib pun tiba. Kami segera melaksanakan shalat dan selepas
itu diperintahkan untuk membangun bivak (tempat peristirahatan). Saat membangun
bivak, hujanpun mengguyur dengan derasnya. Walau hujan deras, saya bersama 2
orang teman kelompok menyelesaikan satu bivak agar dapat berteduh. Dan akhirnya
bivak kamipun berdiri, namun baju sudah terlanjur basah. Untuk mengeringkan
pakaian, panitiapun membuat perapian, dan kamipun mengelilingi perapian agar
merasa hangat dan pakaianpun kering.
Karena
sudah larut malam, akhirnya saya kembali ke bivak untuk istirahat. Namun,
sebelum tidur, saya bersama Hanif memasak mi instan di bivaknya Fando. Akhirnya
hangatnya mie menghangatkan kembali tubuh yang masih kedinginan. Selepas makan,
sayapun kembali ke bivak untuk beristirahat.
Sarapan Nasi Gosong
Waktu
subuhpun tiba, terjaga dari tidur sayapun bergegas untuk menunaikan shalat
shubuh ditengah dinginnya udara di tengah hutan. Selepas shalat dan mentaripun
bersinar, kami dikumpulkan panitia untuk olahraga pagi. Selepas olahraga
kamipun bersiap-siap untuk menyiapkan sarapan pagi. Kami yang laik-laki
berjumlah 12 orang bersama-sama memasak nasi untuk sarapan pagi dengan lauk
yang telah saya bawa dari rumah. Kamipun menyantap nasi yang telah siap dimasak
walau agak gosong. Canda tawa pun tak tertahankan karena nasi yang dimasak
sedikit gosong, namun tetap lahap makannya.
Selepas
berbenah diri, saya beserta peserta lainnya menerima materi bagaimana membangun
bivak. Dan selepas menerima materi kamipun diberi waktu 1 jam untuk membuat
bivak pribadi dari alam. Seluruh peserta dengan semangatnya mengumpulkan
dedaunan, ranting hingga menebas pepohonan untuk bahan pembuatan bivak. Setelah
1 jam, beragam bentuk bivakpun tercipta. Walau dengan bahan-bahan dedaunan,
namun dapat membuat bivak sebagai tempat peristirahatan malam harinya. Setelah
selesai membangun bivak pribadi, materipun dilanjutkan dengan teknik evakuasi
korban. Dan juga dibarengi dengan mempraktekkan materi yang diperoleh. Tak
terasa waktu sudah menunjukkan tengah hari, dan kamipun istirahat shalat dan
makan siang dengan kembali memasak nasi. Saat ingin menyantap makan siang,
hujanpun kembali turun, kamipun segera memindahkan makanan yang telah dihidang
ke lokasi yang teduh dari hujan. Karena memindahkan makanan tersebut, kami
peserta yang laki-laki terlambat untuk berkumpul dan konsekuensinya harus
melaksanakan hukuman yang telah disepakati yakni push up 10 kali. Walau baru
selesai makan, kami tetap menjalankan hukuman dengan penuh semangat.
Dikarenakan
kondisi hujan, maka untuk materi selanjutnya kami duduk di bawah tebing yang
terlindung dari rintik hujan. Materi selanjutnya yang kami dapatkan yakni PPGD
(Pertolongan Pertama Gawat Darurat). Materi yang saat berguna bagi relawan saat
akan turun ke lapangan atu lokasi bencana. Materi ini sangat antusia diikuti
peserta, termasuk saya pribadi yang mencoba mencontohkan teknik RGP.
Selepas
materi PPGD, kamipun menerima materi survival, bagaimana menjadi survivor dan
apa saja yang harus kita persiapkan dan lakukan. Serta juga diiringi dengan
teknik perapian atau cara membuat api tanpa korek api. Kami dikenalkan dengan
cara menggunakan bambu. Dan terakhir dikenalkan dengan dedaunan yang bisa
dimakan yang dapat ditemukan di hutan. Materi ini di akhiri dengan mencari
dedaunan yang telah diperlihatkan tadi.
Maghrib
pun tiba, kami melaksanakan shalat dan kembali hujan mengguyur lokasi. Materi
PPGD pun dilanjutkan ditengah2 hujan mengguyur dengan derasnya. Semua peserta
awalnya dengan seksama mengikuti jalannya materi, namun lambat laun peserta
laki-laki sudah banyak yang tertidur. Alhamdulillah panitia mengerti dengan
kondisi dinginnya cuaca, kamipun disuguhkan air gula merah hangat. Tubuhpun
kembali hangat.
Tidur di bawah Rintik Hujan
Usai
materi, seluruh peserta diperintahkan kembali ke bivak untuk beristirahat.
Berat terasa langkah menuju bivak karena kondisi hujan yang deras. Namun, tetap
harus dilaksanakan mengingat kegiatan esok pagi yang padat.
Karena
kondisi bivak yang miring, mengharuskan saya mengungsi di bivak peserta
lainnya, dank arena banyak bivak yang basah, kamipun tidur sempit-sempitan
dalam 1 bivak berempat orang. Ditengah malam, karena tidak sempurnanya bivak
yang dibangun, menyebabkan bivak menampung air dan akhirnya mengguyur kami yang
berada di bawahnya sehingga basahlah seluruh baju.
Muhasabah Luar Biasa
Ditengah
malam, kami dibangunkan panitia dan disuruh berjalan dengan mata tertutup kami
digiring ke suatu tempat di bawah rintik hujan. Kami dibaringkan di tanah,
tangan dan kaki diikat ibarat sebuah jenazah. Dan terdengar suara2 ibarat
suasana di alam kubur. Kami diingatkan dengan dekatnya kematian kita. Oleh karenanya
perlu kesiapan diri kita menghadapi kematian yang dekat dengan kita.
Benar-benar kondisi mencekam tergambar dalam diri pribadi, sesekali disirami
dengan air mawar, dan kaki di timbun dengan tanah. Setelah beberapa menit
muhasabah, kami disuruh bersih-bersih dan ambil wudhu untuk qiyamul lail.
Karena
kedinginan, selepas qiyamul lail, kami peserta laki-laki bertahan di lokasi
dengan perapian untuk mengeringkan pakaiaan dan menghangatkan tubuh hingga pagi
menjelang. Selepasnya kami kembali turun ke lokasi bivak dan mempersiapak
sarapan pagi.
Selepas
sarapan, materi yang kami peroleh yakni teknik menangkap ular. Sungguh materi
yang jarang diperoleh, akhirnya didapati di diksar ini. Sebelum ke teknik
penangkapan, kami dikenalkan dengan jenis-jenis ular beserta cirri-cirinya dan
bagaimana menangani korban yang terkena gigitan ular. Tak terasa waktu siang
menjelang, kamipun diperintahkan untuk packing persiapan untuk turun. Setelah
membawa barang bawaan ke bawah, kamipun naik kembali dan makan siang bersama.
Simulasi Penyisiran dan evakuasi
Setelah
makan siang, kamipun diberi arahan untuk melaksanakan simulasi penyisiran
pencarian korban dan mengevakuasinya. Kamipun dibagi kelompok dan melaksanakan
penyisiran dengan cirri-ciri korban yang telah disebutkan. Akhirnya kami
menemukan korban yang dimaksud, dan langsung mengevakuasi dengan tandu dari
sungai ke darat. Luar biasa kompaknya relawan dalam melaksanakan simulasi ini.
Kami menandu korban hingga pinggiran sungai untuk penyeberangan.
Penyeberangan
sungai kali ini sungguh pengalaman yang perdana dengan menggunakan tali dan
katrol. Arus sungai yang sangat deras berhasil diseberangi dengan bantuan
katrol. Seluruh peserta dan panitia saling membantu dalam proses penyeberangan.
Dan akhirnya semua peserta, panitia beserta barang bawaannya berhasil
diseberangkan.
Pelantikan Relawan
Kamipun
tiba dilokasi penyeberangan pada waktu keberangkatan. Disini kami dikumpulkan
dan dilaksanakan upacara pelantikan relawan. Tak terasa waktu 3 hari dilewatkan
bersama dengan tantangan cuaca yang ekstrim serta pengalaman yang luar biasa
membuat rasa kebanggaan bagi saya pribadi serta sahabat relawan lainnya ketika
dilantik menjadi relawan rumah zakat. Akhirnya penantian sejak 2010
mendaftarkan diri menjadi relawan dirasakan sudah pada Diksar 2013 ini.
Sehingga sejak saat ini resmi sudah saya menyandang status relawan Rumah Zakat.
Semoga dengan ini akan menjadi pemicu semangat untuk terus membahagiakan ummat.
Relawan…
Tetap
Semangat, membahagiakan Ummat, AllahuAkbar…
Assalamualaikum
BalasHapusafwan, mau nanya. Open rectruitment 2015 udah dilaksanakan apa belum?