Setelah sukses dengan
ekspedisi bakti relawan nusantara ke Desa Selat Akar, Kepulauan Meranti akhir
Juni kemarin, Relawan RZ Pekanbaru kembali melaksanakan ekspedisi bakti relawan
nusantara dengan tema jelajah suku pedalaman. Dengan jumlah 5 orang yang
terdiri dari 2 ikhwan (Ari dan Rozi) dan 3 akhwat (Karmel, Amy, dan Ina)
berangkat dari Rumah Bersalin Gratis (RBG) pada pukul 22.30 WIB menuju Desa
Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal Kabupaten Indragiri Hulu (25/09).
Perjalanan darat sekitar 5 jam ditempuh dengan menggunakan mobil yang bermuatan
padat dengan 7 orang dan barang bawaan seperti kornet superqurban 246 kaleng,
buku 2 kardus, Al - Qur’an 9 buah dan mukena 15 buah serta perlengkapan pribadi.
Jum’at (26/09) sekitar
pukul 04.00 WIB rombongan tiba dikantor Pusat Konservasi Harimau Sumatera
(PKHS) untuk bersilaturahim dengan pihak PKHS dan meminta izin untuk memasuki
kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) yang diwakili Bapak Rahmat. Dari
beliau kami memperoleh informasi seputaran TNBT termasuk satwa yang terdapat di
kawasan TNBT tersebut. Mendengar cerita dari Bapak Rahmat semakin membuat
semangat kami untuk dapat segera sampai ke lokasi.
Pukul 07.00 WIB kami
bergerak menuju Desa Rantau Langsat, dan dipertengahan jalan tepatnya di Pasar
Belilas, kami berhenti untuk sarapan pagi. Selepasnya kami melanjutkan
perjalanan yang sungghuh luar biasa tantangannya dengan jalan tanah keras dan
terdapat beberapa titik berlumpur yang menyebabkan kami harus naik turun dari
mobil agar mobil dapat melewatinya. Dan Alhamdulillah berkat ketelatenan supir
kami Jaswandi yang telah berpengalaman, mobil kami dapat melalui titik-titik
berlumpur dan tiba di Desa Rantau Langsat tepatnya di dusun Lemang sekitar
pukul 10.00 WIB. Kami menurunkan barang bawaan dan ikhwan segera berbenah diri
untuk bersiap-siap melaksanakan ibadah shalat jum’at. Sedangkan akhwat
menyiapkan makan siang.
Sungguh luar biasa
rasanya tiba di Dusun Lemang yang dialiri Batang Gansal (Sungai Gangsal).
Kamipun langsung mandi di sungai gansal untuk bersih-bersih diri dan
bercengkrama dengan adik-adik anak tempatan. Air yang jernih dan dingin membuat
rasa penat dalam perjalanan daratpun hilang.
Setelah melaksanakan ibadah
shalat jum’at kamipun makan bersama dan bersiap melaksanakan perjalanan
menyusuri sungai gansal menggunakan boat yang disewa. Dalam perjalanan panjang
menyusuri sungai yang berarus dan dangkal menyebabkan kamipun harus turun ke
sungai dan mendorong perahu yang ditumpangi. Sungguh pengalaman yang luar biasa
diperoleh selama menyusuri sungai gansal yang di kiri dan kanan masih ditumbuhi
hutan lebat belantara yang menjadi habitat Harimau Sumatera. Selama perjalanan,
kamipun memperoleh cerita kisah gua pintu tujuh dan batu naga kembar tiga dari
pengendara boat Bapak Kijang yang juga merupakan Kepala Dusun Sadan tempat
tujuan akhir kami. Setelah berjalan sekitar 5 jam, perjalanan pun terpaksa
terhenti dikarenakan hari sudah mulai gelap yang tidak memungkinkan untuk
melanjutkan perjalanan. Boat kamipun merapat di Dusun Nunusan.
Di Dusun Nunusan,
kamipun menginap di rumah RT setempat Bapak Husni. Ditemani dengan lampu
stronkeng kamipun rapat koordinasi perubahan jadwal dikarenakan target sampai
di dusun tujuan sebelum maghrib tak tercapai. Selepas rapat, makan malampun
sudah siap sedia dan kami makan malam bersama keluarga Bapak Husni dan Bapak
Kijang. Dan selepas makan, bincang-bincang sejenak dengan tuan rumah dan
kamipun istirahat tidur.
Pagipun menjelang, dan
selepas shalat subuh ikhwan berbenah mempersiapkan agenda penyaluran kornet
superqurban dan alqur’an serta mukena di Dusun Nunusan. Sedangkan yang akhwat
mempersiapkan sarapan pagi. Selepas sarapan, kamipun bergerak melaksanakan
penyaluran superqurban di dusun tersebut yang terdapat 16 KK. Serta menyalurkan mukena 5 buah dan al-qur’an 3
buah di mushalla yang terdapat di dusun tersebut. Selama penyaluran, kami
menghampiri rumah warga dari satu pintu ke pintu yang lainnya. Rumah
berdindingkan papan dan berukuran kecil merupakan tempat tinggal warga
setempat. Dan di dusun ini terdapat sekolah dasar yang hanya terdiri dari
ruangan kelas dan diajari oleh seorang guru. Ketua RT Bapak Husni menyampaikan
ucapan terimakasih kepada Rumah Zakat, dan berharap ke depannya selalu
mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak dan terutama Rumah Zakat
Pekanbaru untuk penyaluran dalam bentuk yang lainnya.
Selepas menyalurkan
superqurban dan mukena serta Al-Qur’an, pukul 09.00 WIB Kamipun pamitan dengan
Bapak Husni untuk melanjutkan perjalanan ke Dusun Sadan dengan menggunakan boat
kembali. Perjalanan sekitar 3 jam yang dilalui kembali dengan tantangan arus
sungai dan dangkalnya sungai yang membuat kerja ekstra untuk turun dari boat
dan mendorong boatnya.
Sambutan
Hangat Anak-Anak Harapan Bangsa
Setiba di Dusun Sadan,
kamipun disambut anak-anak yang baru pulang dari sekolah dan bermain di
pinggiran sungai. Bahagia rasanya akhirnya tiba di Dusun Sadan yang menjadikan
perjalanan panjang yang melelahkan tergantinkan dengan senyum anak-anak
tempatan. Kamipun menurunkan barang bawaan dan mengangkutnya menuju tempat
tinggal selama 2 hari ke depan di rumah guru sekolah yang berada di sebelah
bangunan sekolah yang merupakan sumbangan PKHS.
Kamipun istirahat
sejenak dan mempersiapkan makan siang. Selepas makan siang, kamipun
melaksanakan agenda perdana yakni Relawan Cilik di sekolah Yayasan PKHS.
Sekitar 12 orang anak-anak tempatan hadir dan mendegarkan dengan saksama arahan
yang diberikan oleh Karmel mengenai relawan. Pada kesempatan ini, kami
menjelaskan pola hidup bersih dan sehat di dalam rumah. Selepas memberikan
pengarahan, Relawan cilikpun dipersiapkan turun untuk melakukan survey ke
rumah-rumah warga. Sebelum melaksanakan survey, kamipun melakukan upacara
pengukuhan relawan cilik dengan pemasangan slayer relawan.
Selama lebih kurang 1 jam lamanya relawan cilik yang terbagi dalam 3 kelompok melaksanakan survey ke rumah warga. Dan alhasil diperoleh data bahwasanya warga dusun Sadan bergantung kepada sumber air batang gansal yang konon ceritanya kami peroleh dari guru sekolah disini yakni Pak Lancar, di dusun atas di Datai yang warganya masih menganut ajaran animisme di waktu-waktu tertentu selalu melakukan pesta babi yang di bantai di sungai gansal tersebut. Mendengar hal demikian, kamipun ennggan untuk turun mandi di sungai gansal, dan lebih memilih untuk kegiatan bersih-bersih di anak sungai sadan. Selain itu, warga juga belum memiliki fasilitas MCK yang bersih dan sehat, serta layanan kesehatan yang tidak ada disini juga membuat warga tidak dapat melakukan cek kesehatan berkala bagi anak-anaknya maupun merekan sendiri.
Selama lebih kurang 1 jam lamanya relawan cilik yang terbagi dalam 3 kelompok melaksanakan survey ke rumah warga. Dan alhasil diperoleh data bahwasanya warga dusun Sadan bergantung kepada sumber air batang gansal yang konon ceritanya kami peroleh dari guru sekolah disini yakni Pak Lancar, di dusun atas di Datai yang warganya masih menganut ajaran animisme di waktu-waktu tertentu selalu melakukan pesta babi yang di bantai di sungai gansal tersebut. Mendengar hal demikian, kamipun ennggan untuk turun mandi di sungai gansal, dan lebih memilih untuk kegiatan bersih-bersih di anak sungai sadan. Selain itu, warga juga belum memiliki fasilitas MCK yang bersih dan sehat, serta layanan kesehatan yang tidak ada disini juga membuat warga tidak dapat melakukan cek kesehatan berkala bagi anak-anaknya maupun merekan sendiri.
Malam
Pertama di Dusun Sadan
Selepas kegiatan
relawan cilik, kamipun bersih-bersih dan melaksanakan shalat maghrib berjama’ah
di mushalla. Selepas melaksanakan shalat berjamaa’ah menanti waktu isya masuk,
kami berbincang-bincang dengan kepala dusun Pak Kijang dan salah seorang dari
LSM Serasi Anak Negeri (SERAI) Bapak Riki mengenai rencana pembangunan
pembangkit listrik tenaga turbin. Karena salah satu persoalan yang urgen di
dusun ini yakni permasalahan listrik. Sehingga terbatasnya aktifitas warga di
malam hari yang ditemani dengan penerangan lampu teplok.
Selepas shalat Isya,
kamipun segera kembali ke rumah guru, dan di sini juga berbincang-bincang
dengan Bapak Riki mengenai kekurangan yang ada di dusun ini. Beliau pun
menanyakan “Bagaimana Rasanya mengunjungi dusun ini?” yang langsung sontak kami
menjawab “Sungguh luar biasa perjalanan menuju kesini dan kondisi dusun yang
memprihatinkan ini membuat banyak ide yang dapat dilakukan untuk dapat membantu
warga disini”. Bapak Riki pun berharap nantinya ada kelanjutan kunjungan dari
relawan RZ Pekanbaru untuk dapat membantu warga disini.
Selepas
bincang-bincang, kamipun makan malam bersama yang sebelumnya telah dipersiapkan
akhwat. Dan selepas makan, kami melaksanakan briefing persiapan agenda esok
pagi yakni GEMABERSIHATI dan penyaluran kornet superqurban serta mukena dan al
qur’an. Selama briefing kamipun mendapatkan ide pelaksanaan sebaiknya di dusun
air bomban, namun karena perlu akses perahu lagi menuju desa ataupun dengan
jalan kaki membutuhkan waktu 1,5 jam, kamipun memutuskan untuk melaksanakannnya
di dusun ini saja, walaupun kebanyakan warganya pergi ke kebun di pagi hari.
Sehingga planning kami pun melaksanakan GEMABERSIHATI bersama anak-anak dan
juga penyuluhan PHBS ke rumah-rumah warga yang masih berada di rumah di pagi
hari. Dan selesai briefing, kamipun beristirahat diterangi dengan temaramnya
lampu teplok dan desingan suara binatang malam hutan. Begitu terasa tenang dan
damai di dalam hutan walau dihantui rasa takut akan binatang buas.
Pagipun menjelang
dengan suasana berkabut dan dinginnya semilir angin berhembus. Kamipun bergegas
melaksanakan ibdah shalat subuh dan dilanjutkan dengan mempersiapkan sarapan
pagi nasi putih ditambah mie rebus. Kamipun makan bersama dengan bapak RT di
rumah guru Sanggar Belajar SADAN. Selepas sarapan, kamipun bergegas menuju
mushalla untuk melaksanakan GEMABERSIHATI. Sungguh takjub melihat warga telah
beramai-ramai bergotong rotong membersihkan lingkungan mesjid tak terkecuali
anak-anak sekolah turut bersemangat membantu membersihkan rerumputan
disekitaran pekarangan mesjid. Selepas bekerja sekitar 2 jam, kamipun
mengumpulkan warga di depan mushalla untuk menyalurkan mukena, Al qur’an dan
kornet superqurban kepada warga. Sebelumnya, kami menyampaikan terimakasih
kepada kepala dusun, ketua RT serta warga yang dengan penuh hangat menyambut
kedatangan kami. Berharap silaturahim kita tak terputus sampai disini. Dengan
perjuangan yang sungguh luar biasa dan berkat pertolongan Allah SWT, kami
akhirnya sampai di dusun ini dan bertemu dengan semua warga. Dan kepala dusun
Bapak Kijang sebagai perwakilan warga mengucapkan ribuan terimakasih atas
bantuan yang diberikan dan dengan penuh rasa hormat kami menerimannya dan
berharap pertemuan ini bukan yang terakhir. Dan dapat menjalin hubungan
komunikasi yang lebih ke depannya sehingga warga disini nantinya terbantu.
Selepas sambutan, barulah kami melaksanakan penyerahan mukena dan Al qur’an secara simbolis kepada kepala dusun dan ketua RT. Serta pemberian kornet superqurban kepada masing-masing perwakilan kepala keluarga. Sungguh senyum bahagia terpancar di wajah anak-anak dan warga setempat atas bantuan yang diberikan. Rasa senang dan bahagia juga menyelimuti kami yang datang dengan perjalanan yang panjang dan penuh tantangan, akan tetapi tak menyurutkan niat untuk sampai ke dusun Sadan ini. Dengan kunjungan ini, tampak nyata bahwasanya di negeri yang telah 69 tahun merdeka ini, masih banyak warga yang terperangkap di pedalamaman tanpa akses transportasi yang memadai, listrik yang tak kunjung masuk serta komunikasi yang terputus dari dunia luar. Begitu banyak keluh kesah warga yang disampaikan kepada kami, semoga nantinya dapat menjadi penyambung lidah kepada pihak-pihak terkait agar dapat mencarikan solusi terbaik untuk warga di sini. Selepas kegiatan kamipun kembali ke rumah guru untuk berbenah dan mempersiapkan makan siang. Berbekal kornet dan sarden, jadilah lauk super special di siang hari ini. Kamipun menyantap bersama lauk yang telah disiapkan akhwat.
Kegiatan dilanjutkan
dengan materi wudhu’ dan shalat di mushalla. Setelah mengajarkan cara berwudhu,
karena belum adanya air di mushalla maka kegiatan praktek langsung di tepian
batang gansal. Walau dengan keterbatasan sarana, anak-anak sangat antusias
mengikuti praktek wudhu yang dilanjutkan dengan materi gerakan shalat. Dengan
beralaskan potongan kayu anak-anak silih berganti mempraktekkan gerakan shalat.
Kemudian, anak-anak duduk melingkar diberi arahan tentang Rukun Islam oleh kak
Rozy. Dengan semangatnya mereka melafadzkan dua kalimat syahadat. Selepas
melaksanakan kegiatan di batang gansal, anak-anak bubar dan pulang k rumah
masing-masing. Kamipun pulang menuju rumah guru, namun sesampai di rumah
anak-anak selalu mengikuti dan bercengkerama dengan kami.
Anak-Anak
Berbondong-Bondong Shalat Berjama’ah
Hari semakin gelap dan
malampun menjelang. Dengan ditemani temaram lampu teplok dan suara jangkrik
bersahutan, kamipun melaksanakan shalat maghrib di mushalla. Senang rasanya
setiap melaksanakan shalat maghrib di mushalla selalu ramai dengan anak-anak
yang belajar mengaji. Setiap pukul 17.00 WIB anak-anak telah ramai di mushalla
dan belajar mengaji hingga waktu maghrib menjelang. Malam ini merupakan malam
terakhir kami berada di dusun Sadan ini, kami mempersiapkan barang-barang untuk
kembali esok paginya serta persiapan kegiatan terakhir di sekolah. Begitu
terasa bagi kami singkatnya waktu berada di dusun ini, karena keesokan hari
akan kembali berangkat ke Pekanbaru. Makan malam terakhir di dusun ini kami
menyantapnya dengan penuh semangat
karena ditemani nasi dan lauk ikan asin beberapa potong dan petai serta
sambal kornet. Selepas makan kamipun segera istirahat untuk mempersiapkan diri
menepuh perjalanan air dan kegiatan pagi.
Rintik-rintik air dan
embun pagi menyelimuti Dusun Sadan di Pagi hari terakhir kami di sini. Kicauan
burung-burung dan suara gemercik air sangat menenangkan hati dan menyejukkan
jiwa. Kamipun berbenah dan beres-beres serta mempersiapkan bekal untuk
diperjalanan. Sebelum meninggalkan dusun Sadan, kami melaksanakan agenda
terakhir yakni Relawan Goes to School (RGTS) di sanggar belajar Sadan.
Tema yang di angkat
dalam agenda RGTS ini yakni edisi cita-cita, dengan membawa perlengkapan bak
seorang koki, gambar-gambar rancangan bangunan dan alat-alat teknisi, kami berlagak
seperti seorang koki, arsitektur dan teknisi. Anak-anak sekolah dikelompokkan
menjadi 3 kelompok yang masing-masingnya akan diisi oleh satu profesi.
Selamat pagi….!!!
Sontak dengan semangatnya anak-anak menjawab, Pagiii……!!!. Luar biasa kesan
diperoleh setelah mengikuti pelajaran dari bapak guru hari ini yang mengajarkan
kita sebagai manusia harus memiliki rasa malu, sabar, dan saling menghormati
serta tentunya kita satu saudara. Melihat kondisi kelas berdinding papan dan
beralaskan tanah dengan meja dan kursi dari kayu hutan serta anak-anak yang
berbaju berwarna warni semakin menambah semangat bagi kami untuk dapat
memberikan kesan luar biasa bagi anak-anak. Di awali dengan perkenalan dan
yel-yel tepuk semangat, anak-anak sangat antusias dan ketika dinyanyikan lagu
terimakasihku ada anak-anak yang menangis mendegarkannya. Setelah perkenalan,
mulailah kak Karmel menginspiras anak-anak dengan berlagak seperti koki handal
memperagakan membuat sandwich. Anak-anak begitu antusias mengikutinya dan
mendegarkan kak Karmel menjelaskan dimulai dari bahan-bahan yang digunakan dan
langkah demi langkah dalam membuat sandwich. Dan yang paling seru tentunya saat
sandwich telah siap sedia dimakan, mulailah suasana kelas riuh untuk mencoba
sandwich buatan koki Karmel. Setelahnya, dua perwakilan siswa mencoba membuat
sandwich di depan kelas dengan bimbingan kakak-kakak relawan.
Kemudian, anak-anak di
ajak keliling dunia dengan mengenalkan bangunan-bangunan tinggi yang terkenal
di dunia. Di mulai dari Jam gadang di Bukit Tinggi, Candi Borobudur di Jawa
Tengah, Menara Kembar Petronas, hingga Menara Eiffel di Perancis. Anak-anak
begitu semangat ketika ditanya siapa yang mau pergi ke Paris.??? Dengan kompak
menjawab, Saya,………. Alhamdulillah senang rasanya ketika melihat senyum bahagia
dari anak-anak yang jauh dari bisingnya lalu lintas di kota-kota besar. Mereka
bermain di dalam rimbanya hutan dengan derasnya arus sungai dan kicauan burung.
Setelah mengetahui
bangunan-bangunan tinggi, anak-anak di ajak untuk menggambar bangunan-bangunan
tinggi yang tadinya mereka lihat. Dengan selembar kertas HVS anak-anak sibuk
dengan goresan pensilnya untuk menggambar menara-menara yang telah
diperlihatkan. Ada yang menggambar Jam Gadang, rumah, hingga menara Petronas.
Wah, bahagia sekali hati ini dan berharap anak-anak ini nantinya dapat melihat
dunia luar dengan beragam bangunan-bangunan tinggi.
Setelah kegiatan
berakhir, kamipun bergegas untuk segera turun ke hilir dengan menggunakan boat.
Sebelum naik ke boat kami singgah ke rumah Bapak Soan yang merupakan RT dusun
Sadan. Beliau mengungkapkan terimakasih yang sebesarnya kepada kami yang telah
bersedia berkunjung ke dusun ini. Besar harapannya kunjungan pertama ini bukan
yang terakhir kalinya. Kalaupun ada kesempatan dan kesehatan berkunjunglah lagi
kemari, kata Bapak Soan.
Kamipun berangkat
dengan boat yang telah siap sedia dengan muatan kornet superqurban, al-qur’an
serta mukena yang akan kami salurkan ke Dusun Air Bomban. Dengan lambaian
tangan anak-anak menyertai kepulangan kami. Sedih rasanya meninggalkan
anak-anak harapan bangsa yang semangat dalam mengenyam pendidikan. setelah
beberapa lama perjalanan, kamipun singgah dan merapat ke Dusun Air Bomban untuk
menyalurkan kornet superqurban, mukena, dan alqur’an. Dusun ini masih satu RT
dengan dusun Sadan, dimana terdapat 24 KK yang mendiaminya. Karena diburu waktu
agar siang sampai di dusun Lemang, kamipun menyerahkannya secara simbolis
kepada pengurus mesjid yakni Bapak Yahya.
Perjalanan
Berakhir dengan Bahagia
Perjalananpun kami
lanjutkan, dimana perjalanan pulang yang dilalui sedikit lebih ringan
dibadingkan dengan perjalanan berangkat karena kami mengikuti arus ke hilir.
Akan tetapi tantangannya yang luar biasa menembus bebatuan yang besar ibarat
berarung jeram dengn boat kayu. Di salah satu titik arus deras, boat kami
sedikit tak terkendali oleh pengayuh galah yakni Bapak Lancar hingga beliau
terlempar ke sungai dan boat kami menabrak batu yang menyebabkan kerusakan di
dinding boat. Alhamdulillah kami selamat tanpa ada sedikitpun terluka dan
perjalananpun dapat dilanjutkan. Dan tiba akhirnya di desa Lemang, dank arena
telah siang hari perutpun terasa lapar, kamipun menyantap makan siang yang
telah disiapkan dari dusun Sadan tadi. Kemudian, sambil menunggu mobil
jemputan, kami menyalurkan kornet yang masih ada kepada warga dusun Lemang. Dan
setelah mobil jemputan datang yang juga membawa kornet tambahan, kamipun
menyerahkannya kepada bapak Kepala Dusun untuk menyebarkannya kepada warga.
terdapat sekitar 100 KK lebih yang mendiami dusun Lemang. Bahagia bercampur
sedih, bahagia amanah telah dilaksanakan dan sedih karena hanya sebentar waktu
yang tersedia untuk dapat berbagi inspirasi dengan anak-anak dan warga
setempat. Namun, perjalanan perdana ke sini membawa banyak arti dan cerita bagi
kami sesampainya di Pekanbaru. Semoga nantinya dapat kembali ke Desa Rantau
Langsat dengan beragam program dan penyaluran lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar