Tahun 2014 merupakan
tahun perpolitikan bagi bangsa Indonesia, dimana pada tahun ini akan
berlangsung pesta demokrasi yang hanya berlangsung dalam kurun waktu 5 tahun
sekali. Indonesia sebagai negara yang kembali menggunakan sistem multipartai
dalam sistem demokrasinya setelah terkubur lama pasca runtuhnya orde baru, sudah
barang tentu pesta demokrasi yang saat ini berlangsung menjadi ajang partai
politik dalam memperkenalkan partainya kepada masyarakat. Sistem multi partai
ini menyebabkan setiap partai politik harus memiliki alat atau cara yang
kreatif dalam memperkenalkan partainya kepada khalayak ramai.
Sebelum dilakukannya
pemilihan nanti, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan jadwal dari
proses pesta demokrasi ini. Salah satu dari beberapa tahapan pesta demokrasi
yang diatur oleh KPU adalah kampanye. Kampanye
adalah sebuah tindakan yang bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, yang dilakukan
oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan
pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok.
Dalam sistem politik demokrasi, kampanye politis berdaya mengacu pada
kampanye elektoral pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau
referendum diputuskan. Kampanye politis tindakan politik berupaya meliputi
usaha terorganisir untuk mengubah kebijakan di dalam suatu institusi.
(Wikipedia, diakses pada tanggal 29 Maret 2014).
Sedangkan menurut Rogers
dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan
komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada
sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu. Dengan demikian kampanye memiliki makna yakni kegiatan komunikasi
yang dilakukan partai politik dalam mencapai tujuan memperkenalkan visi misi
yang di usungnya kepada masyarakat banyak.
Pada saat ini, sering
kita lihat, dengar bahkan kita merasakan suasana kampanye politik dari beberapa
partai yang saat ini bersaing memperebutkan kursi Dewan Perwakilan Rakyat baik
di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi hingga di Senayan. Setelah berjalan lebih
kurang 2 pekan semenjak 16 Maret yang lalu, dapat kita temui beberapa kampanye
kreatif dan menyenangkan yang dilakukan oleh partai politik, namun lebih banyak
ditemui kampanye yang tidak mendidik seperti yang dilakukan partai-partai
politik tertentu yang menampakkan hal-hal yang berbau pornoaksi.
Dari beberapa kampanye
yang dilakukan oleh partai politik, terdapat salah satu kontestan partai
politik yang saat ini bertarung memperebutkan hati dan suara ratusan juta masyarakat
Indonesia yang saat ini menjadi buah bibir masyarakat Indonesia dengan
mengangkat atau mengusung kampanye bersih, tertib, aman dan nyaman bagi semua
kalangan baik anak-anak hingga orang tua sekalipun. Partai itu yakni Partai Keadilan
Sejahtera namanya yang dikenal dengan singkatan PKS.
Partai Keadilan
Sejahtera menjadi salah satu partai yang berhasil mengorganisir ratusan ribu
massa yang merupakan simpatisan dan kader partai pada saat kampanye perdana 16
Maret 2014 yang lalu. Dengan massa yang jumlahnya ratusan ribu, namun tetap
berjalan dengan tertib dan terkendali bahkan sampahpun dapat diatasi dengan
penyediaan ribuan kantung sampah. Namun, keberhasilan yang sungguh luar biasa
ini tak banyak diliput media, malah yang hangat dibicarakan dengan kehadiran
banyaknya anak-anak yang dilibatkan dalam kampanye. Sehingga mengundang reaksi
ketua KPAI yang menyatakan PKS telah melibatkan anak-anak dalam kegiatan
kampanye, padahal partai politik lainnya dalam kampanyenya juga terdapat
anak-anak.
Namun, jika dilihat
dari kehadiran anak-anak tersebut bukan dikarenakan dilibatkan atau diorganisir
oleh partai, melainkan diikutsertakan oleh orang tuanya yang merupakan kader
maupun simpatisan dari PKS. Akan tetapi disini letak perbedaan PKS dengan
partai lainnya, walaupun banyak anak-anak yang hadir, PKS selalu memperhatikan
keselamatan dan kenyamanan si anak dengan disediakannya tempat penitipan anak
disetiap lokasi kampanye. Tempat penitipan ini juga dilengkapi dengan arena
permainan dan hiburan bagi anak-anak dengan dihadirkannya badut-badut tokoh
kartun yang terkenal. Sehingga dapat dikatakan kegiatan ini seperti tamasya
politik bagi keluarga kader maupun simpatisan PKS. Keadaan yang aman dan tertib
ini juga diakui oleh petugas keamanan yang bertugas dilapangan ketika kampanye
berlangsung.
Selain nyaman buat
seluruh kalangan, muatan dari kampanye juga masih menjaga norma-norma atau
nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Hiburan yang ditampilkan lebih kepada
hiburan atraktif dan kreatifitas dari kader-kader partai. Tidak seperti partai
lainnya yang memanfaatkan popularitas artis untuk mengundang perhatian massa.
Inilah yang ditunjukkan
PKS terhadap masyarakat Indonesia, bahwasanya kita dapat menjadi bangsa yang
besar apabila masyarakatnya beradat, bermoral, dan beragama. Kampanye tamasya
ini seharusnya dapat menjadi contoh bagi partai \politik lainnya, karena dengan
adanya pendidikan politik santun yang disuguhkan kepada anak-anak dapat
menanamkan nilai-nilai moral dan etika kedalam diri anak. Sehingga kampanye yang
identik dengan orasi dan hingar bingar dapat dirubah imagenya menjadi sebuah
wahana tamasya politik bagi masyarakat Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar