Selasa, 11 Juni 2013

Hiburan Edukatif: Layangan dari kita, oleh Kita dan untuk Kita




            Berbicara tentang anak sebenarnya bukanlah hal yang aneh, anak-anak adalah individu yang biasa (sering) ditemui dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila kita dihadapkan kepada pertanyaan tentang “Siapakah anak?”, tentu pertanyaan ini akan mengundang sejumlah jawaban dari yang sederhana sampai jawaban yang menuntut renungan yang lebih mendalam. Berbagai jawaban tersebut dapat diajukan misalnya, anak adalah mahluk kecil, anak adalah mahluk yang lahir dari sepasang orang tua, anak adalah manusia yang belum dewasa, anak adalah titipan Allah SWT, anak sebagai amanah, anak merupakan masa depan bangsa dan sebagainya.
            Masa depan anak berada ditangan orang tua, guru, dan lingkunganya. Pada masa anak-anak inilah potensi anak berkembang sesuai dengan lingkungannya. Salah satu potensi anak yang sangat perlu diperhatikan adalah potensi penalarannya terhadap moral. Penalaran anak terhadap moral akan mempengaruhi pembentukan karakternya. Oleh karenanya, kita sebagai pendidik atau pemerhati anak harus dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak dengan menyediakan lingkungan yang baik terhadap perkembangan potensi penalaran anak yakni moral atau dapat disebut pembentukan karakter anak.
            Pengembangan karakter yang terbaik adalah jika dimulai sejak usia dini. Sebuah ungkapan yang dipercaya secara luas menyatakan bahwa “jika kita gagal menjadi orang baik di usia dini, di usia dewasa kita akan menjadi orang yang bermasalah atau orang jahat”. Thomas Lickona (dalam Siti Aisyah, 2009) mengatakan “seorang anak hanyalah wadah dimana seorang dewasa yang bertanggung jawab dapat diciptakan”. Karenanya, mempersiapkan anak adalah sebuah strategi investasi manusia yang sangat tepat. Sebuah ungkapan terkenal mengungkapkan “Anak-anak berjumlah hanya sekitar 25% dari total populasi, tapi menentukan 100% dari masa depan”.
            Sudah terbukti bahwa periode yang paling efektif untuk membentuk karakter anak adalah sebelum usia 10 tahun. Diharapkan pembentukan karakter pada periode ini akan memiliki dampak yang akan bertahan lama terhadap pembentukan moral anak. Suasana kasih saying dan mau menerima anak apa adnya, serta menghargai potensi anak, member rangsangan yang kaya untuk segenap aspek perkembagan anak merupakan jawaban bagi tumbuhnya generasi yang berkarakter di masa yang akan datang. Megawangi (dalam Siti Aisyah, 2009) mengatakan karakter terbentuk dengan dipengaruhi oleh paling sedikit 5 faktor, yaitu: temperamen dasar (dominan, intim, stabil, cermat), keyakinan (apa yang dipercayai, paradigma), pendidikan (apa yang diketahui, wawasan kita), motivasi hidup (apa yang kita rasakan, semangat hidup) dan perjalanan (apa yang telah dialami, masa lalu kita, pola asuh dan lingkungan).
            Masa kanak-kanak merupakan masa penuh dengan bermain dan bersukacita, riang gembira bersama teman-teman sebayanya. Oleh karena itu, menanamkan pendidikan karakter pada masa kanak-kanak ini dapat dilakukan dengan permainan yang kreatif, inovatif, dan tentunya membangun kepribadian yang berkarakter.
            Permainan kreatif dan inovatif tersebut dibalut dalam kerangka edukatif. Salah satunya permainan rakyat layang-layangan. Saat ini sungguh miris melihat anak-anak zaman sekarang yang kecenderungan bermain games modern seperti playstation, game online, remote control dan lain sebagianya. Permainan tradisional seperti patok lele, mobil-mobilan dari batang pisang, dan layangan sudah sangat jarang dimainkan. Oleh karenanya, untuk membudayakan permainan rakyat ini perlu dibuat inivasi dalam permainannya.
Ketika mendengar atau melihat layangan terbang d angkasa, saat ini sudah jarang ditemui anak-anak dapat membuat layangannya sendiri. Yang saat ini tampak anak-anak membeli layangan sudah jadi yang kemudian diterbangkannya. Sehingga dengan kembali mengangkat budaya membuat layangan ini, maka anak-anak Indonesia nantinya tidak akan melupakan permainan rakyat ini.
Permainan layangan ini akan dibungkus dengan nilai-nilai edukasi penanaman nilai-nilai karakter demi terwujudnya anak bangsa yang berkarakter unggul. Sehingga dengan bermain layangan, anak-anak sekaligus belajar mengaplikasikan nili-nilai karakter yang harus dimiliknya.
            Di dalam bermain layangan, kita butuh beberapa perlengkapan dan bahan. Agar tercapainya permainan yang dapat menanamkan nilai kejujuran dalam diri anak, leadership, teamwork, tanggungjawab, disiplin, dan tentunya kesederhanaan, maka dalam perlombaan membuat dan menerbangkan layangan ini anak-anak akan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Dan hiburan kreatif ini diberi nama Layangan dari kita, oleh kita dan untuk kita.
            Adapun tahapan dalam bermainnya akan dibagi dalam persiapan bahan dan perlengkapan, pembuatan layangan, dan penerbangan layangan. Dan setiap tahap akan diberi penilaian. Berikut detail tahapan demi tahapan dalam permainan Layangan dari kita, oleh kita, dan untuk kita:
1.      Tahap persiapan
Dalam tahapan ini, Instruktur akan menyebarkan beberapa perlengkapan dan bahan di sekitar lingkungan bermain, baik diletak d warung, rumah warga atau di alam bebas. Kemudian instruktur memberikan arahan bahwasanya bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam permainan ini dapat dicari di sekitar lingkungan kita dengan syarat tidak merusak alam sekitar dan dengan cara yang terpuji (tidak mencuri atau tanpa izin yang punya dll). Tahap ini diberi waktu sekitar 10-15 menit tiap kelompoknya.

2.      Tahap pembuatan
Setelah anak-anak mendapatkan bahan dan perlengkapannya, kemudian instruktur memberikan arahan bahwasanya dalam pembuatan layangan nantinya di beri beberapa pilihan dalam membuat kerangka layangan, seperti contoh (bentuk bangun datar, bentuk benda, tumbuhan atau hewan). Tahapan ini diberi waktu sekitar 1-2 Jam tiap kelompoknya. Dan dalam tahapan ini akan dilihat kerjasama tim dan imajinasi dari anak-anak.

3.      Tahap penerbangan
Pada tahap ini, setelah anak-anak menyelesaikan layangannya setiap kelompok mengirimkan perwakilan kelompoknya untuk mempresentasikan layangan yang dibuatnya dan menceritakan bahan-bahan yang didapat darimana saja. Sesi ini diberi waktu 5 menit setiap kelompoknya. Dan setelah semua dipresentasikan, barulah memasuki tahap penerbangan dimana yang dinilai adalah yang menerbangkan layangan terlebih dahulu yang mendapat poin plus dalam tahapan ini.
           
            Setelah melalui seluruh tahapannya, kemudian instrukur akan mengakumulasikan poin masing-masing kelompok dalam setiap tahapannya. Dan akan didapat kriteria pemenang yang dapat dibagi dalam beberapa kategori (contohnya, tim terbaik 1, 2, dan 3, team work terbaik, layangan unik, layangan sederhana, tim kreatif dll). Setelah mendapat pemenangnya, kemudian di akhiri dengan pengumuman dan penganugrahan bagi setiap pemenang.
            Sehingga dengan bermain layangan dari kita, oleh kita, dan untuk kita ini dapat memupuk rasa persaudaraan, kerjasama tim, kepemimpinan, kejujuran, kesederhanaan, tanggungjawab, kerja keras  dan jiwa kompetitif dalam diri anak-anak.
Demikianlah sebuah ide atau gagasan yang terlintas dalam pikiran, maka melalui tulisan ini di sebarkan ke teman-teman, saudara-saudara dan kerabat lainnya. Semoga dapat bermanfaat dalam pembelajaran ataupun hiburan yang kreatif, inovatif dan edukatif.

Oleh: Al Razi Izzatul Yazid
Relawan Asa Muda Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar