Senin, 10 Juni 2013

Krisis Demi Krisis Seperti Tak Habis-Habis


Karya Taufiq Ismail
(Puisi Ketiga)


Berpuluh tahun kita mencari bentuk demokrasi
Yang tepat formatnya bagi kita dan serasi
Tetapi masih juga bablas disana – sini
Berpuluh tahun hukum kita tegakkan agar kukuh berdiri
Tegak dengan lurus berakar ke dalam bumi
Tetapi betapa rimitnya meneguhkan ini
Dengan hikmat kebijaksanaan yang sejati
Pendapat orang lain didengarkan dan dihormati
Menekan ego dan kehausan pada kemenangan pihak sendiri

Pada hari ini kita mencari disiplin diri
Artinya bagaimana cara betul-betul memenuhi janji
Melaksanakan tugas dalam bentuk janji
Membayar hutang dalam bentuk janji
Bagaimana selalu berusaha tepat waktu
Sebagai bangsa yang sejak dahulu
Menghadiri 100 rapat, 90nselalu terlambat
Kita adalah bangsa terkenal di dunia
Paling tepat waktu, Cuma
Waktu berbuka puasa
Pada hari ini, kita meneguhkan hati
Kukuh dalam disiplin diri

Selesai  satu krisis dua krisis lagi tiba
Bencana sedang menimpa timbul bencana kedua
Betapa berat merawat dua ratus mulut yang menganga
Sesudah gempa, tsunami, banjir air dan banjir lumpur merajalela
Beban hutang 1.600 trilyun rupiahnya, terbungkuk rakyat dibuatnya
Alkohol, nikotin, heroin, kokain, sabu, ekstasi, ganja dan marijuana
Pornografi hp dan internet, bagian dari Gerakan Syahwat Merdeka
Seks tanpa aturan, gaya neo-liberal dan ultra-liberal merajalela
Setiap 15 detik seorang bayi diaborsi di ujung jalan jauh di sana
Yang menjadi korban senantiasa lapisan rakyat yang paling sederhana.

2005

Di bacakan Pada Seminar Dan Pelatihan
Pencerdasan Karakter Generasi Penerus Bangsa
Forum Indonesia Muda 14 B
Bukittinggi, 1 Juni 2013


0 komentar:

Posting Komentar