Sabtu, 29 Maret 2014

PKS, Antara Kampanye dan Tamasya Politik


Tahun 2014 merupakan tahun perpolitikan bagi bangsa Indonesia, dimana pada tahun ini akan berlangsung pesta demokrasi yang hanya berlangsung dalam kurun waktu 5 tahun sekali. Indonesia sebagai negara yang kembali menggunakan sistem multipartai dalam sistem demokrasinya setelah terkubur lama pasca runtuhnya orde baru, sudah barang tentu pesta demokrasi yang saat ini berlangsung menjadi ajang partai politik dalam memperkenalkan partainya kepada masyarakat. Sistem multi partai ini menyebabkan setiap partai politik harus memiliki alat atau cara yang kreatif dalam memperkenalkan partainya kepada khalayak ramai.
Sebelum dilakukannya pemilihan nanti, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan jadwal dari proses pesta demokrasi ini. Salah satu dari beberapa tahapan pesta demokrasi yang diatur oleh KPU adalah kampanye. Kampanye adalah sebuah tindakan yang bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, yang dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok. Dalam sistem politik demokrasi, kampanye politis berdaya mengacu pada kampanye elektoral pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau referendum diputuskan. Kampanye politis tindakan politik berupaya meliputi usaha terorganisir untuk mengubah kebijakan di dalam suatu institusi. (Wikipedia, diakses pada tanggal 29 Maret 2014).
Sedangkan menurut Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Dengan demikian kampanye memiliki makna yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan partai politik dalam mencapai tujuan memperkenalkan visi misi yang di usungnya kepada masyarakat banyak.
Pada saat ini, sering kita lihat, dengar bahkan kita merasakan suasana kampanye politik dari beberapa partai yang saat ini bersaing memperebutkan kursi Dewan Perwakilan Rakyat baik di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi hingga di Senayan. Setelah berjalan lebih kurang 2 pekan semenjak 16 Maret yang lalu, dapat kita temui beberapa kampanye kreatif dan menyenangkan yang dilakukan oleh partai politik, namun lebih banyak ditemui kampanye yang tidak mendidik seperti yang dilakukan partai-partai politik tertentu yang menampakkan hal-hal yang berbau pornoaksi.
Dari beberapa kampanye yang dilakukan oleh partai politik, terdapat salah satu kontestan partai politik yang saat ini bertarung memperebutkan hati dan suara ratusan juta masyarakat Indonesia yang saat ini menjadi buah bibir masyarakat Indonesia dengan mengangkat atau mengusung kampanye bersih, tertib, aman dan nyaman bagi semua kalangan baik anak-anak hingga orang tua sekalipun. Partai itu yakni Partai Keadilan Sejahtera namanya yang dikenal dengan singkatan PKS.
Partai Keadilan Sejahtera menjadi salah satu partai yang berhasil mengorganisir ratusan ribu massa yang merupakan simpatisan dan kader partai pada saat kampanye perdana 16 Maret 2014 yang lalu. Dengan massa yang jumlahnya ratusan ribu, namun tetap berjalan dengan tertib dan terkendali bahkan sampahpun dapat diatasi dengan penyediaan ribuan kantung sampah. Namun, keberhasilan yang sungguh luar biasa ini tak banyak diliput media, malah yang hangat dibicarakan dengan kehadiran banyaknya anak-anak yang dilibatkan dalam kampanye. Sehingga mengundang reaksi ketua KPAI yang menyatakan PKS telah melibatkan anak-anak dalam kegiatan kampanye, padahal partai politik lainnya dalam kampanyenya juga terdapat anak-anak.
Namun, jika dilihat dari kehadiran anak-anak tersebut bukan dikarenakan dilibatkan atau diorganisir oleh partai, melainkan diikutsertakan oleh orang tuanya yang merupakan kader maupun simpatisan dari PKS. Akan tetapi disini letak perbedaan PKS dengan partai lainnya, walaupun banyak anak-anak yang hadir, PKS selalu memperhatikan keselamatan dan kenyamanan si anak dengan disediakannya tempat penitipan anak disetiap lokasi kampanye. Tempat penitipan ini juga dilengkapi dengan arena permainan dan hiburan bagi anak-anak dengan dihadirkannya badut-badut tokoh kartun yang terkenal. Sehingga dapat dikatakan kegiatan ini seperti tamasya politik bagi keluarga kader maupun simpatisan PKS. Keadaan yang aman dan tertib ini juga diakui oleh petugas keamanan yang bertugas dilapangan ketika kampanye berlangsung.
Selain nyaman buat seluruh kalangan, muatan dari kampanye juga masih menjaga norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Hiburan yang ditampilkan lebih kepada hiburan atraktif dan kreatifitas dari kader-kader partai. Tidak seperti partai lainnya yang memanfaatkan popularitas artis untuk mengundang perhatian massa.
Inilah yang ditunjukkan PKS terhadap masyarakat Indonesia, bahwasanya kita dapat menjadi bangsa yang besar apabila masyarakatnya beradat, bermoral, dan beragama. Kampanye tamasya ini seharusnya dapat menjadi contoh bagi partai \politik lainnya, karena dengan adanya pendidikan politik santun yang disuguhkan kepada anak-anak dapat menanamkan nilai-nilai moral dan etika kedalam diri anak. Sehingga kampanye yang identik dengan orasi dan hingar bingar dapat dirubah imagenya menjadi sebuah wahana tamasya politik bagi masyarakat Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar