Rabu, 10 Juli 2013

Aku, IPDN, dan Keluarga Kunang-Kunang (Part 2)

Olahraga di Dinginnya udara Baso
Udara dingin terasa merasuk tulang ketika bangun di subuh hari dengan dibangunkan bapak asrama dan melaksanakan shalat subuh berjama’ah di mesjid. Alhamdulillah pagi ini rasa pusing dikepala sudah mereda. Selepas shalat, bersiap-siap menuju lapangan di depan Aula IPDN untuk berolahraga pagi bersama sahabat keluarga kunang-kunang yang langsung dipimpin oleh Bupatinya IPDN Mahar. Di awali dengan pemanasan dan dilanjutkan dengan lari pagi mengelilingi lapangan tersebut. Luar biasa dinginnya udara, untuk menghilangkan rasa dinginnya, kamipun berlari sambil bernyanyi lagu perjuangan awalnya sih, eh di akhir-akhir tidak tahu siapa yang memulai menyanyikan lagu anak-anak. Mungkin sahabat semua keingat waktu kanak-kanaknya kali ya…
Selepas berlari pagi, kami pun masuk peregangan ala anak IPDN. Wuih lompat-lompatan jadinya. Lompat-melompat seperti masa SD dulu olahraga paginya sambil berhitung. Hmm.. memang kompleks juga ternyata anak IPDN ini ya... Pokoknya luar biasa Beda FIM 14B ditambah dengan suasana militer di IPDN. Dan selepas peregangan kami pun kembali ke asrama dan bersiap-siap untuk mengikuti materi pelatihan dari pembicara-pembicara yang sangat luar biasa.
Puluhan orang yang Angkat Tangan
Dipagi hari perdana pelatihan, Minggu 2 Juni 2013 kembali kami disambut luar biasa seperti malam pertama kami disambut. Dan hari ini bakal ahdir orang-orang ternama di negeri ini salah satunya Putri Bung Hatta yakni Ibu Meutia Hatta. Dan banyak lagi pemateri seperti erie Sudewo pendiri dompet Dhuafa dan cucu Bung Hatta. Setiap pemateri selesai menyampaikan materinya maka masukklah ke sesi diskusi bersama peserta.
Ada fenomena menarik yang aku lihat di FIM ini yang tidak terlihat pada pelatihan-pelatihan lain yang pernah kuikuti. Yakni ramainya yang ingin bertanya kepada pemateri. Sampai-sampai setiap peserta ada yang lonjak-lonjak, langsung maju ke depan atau menggunakan barang-barang unik agar ditunjuk moderator. Namun, Alhamdulillah disinlah rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang ditanamkan panitia yakni yang boleh mengangkat tangan adalah yang belum pernah bertanya sebelumnya. Dan aku pun berkesempatan bertanya ketika malam harinya pada saat materi merubah mind set oleh cucu Bung Hatta Ibu Meilani Arinaldi. Dan setiap bertanya maka dihadiahi berpoto bersama pemateri, akhirnya ke depan juga untuk berpoto bersama Ibu Meilani yang merupakan cucu dari seorang tokoh proklamator. Dalam hati walau gak berhasil poto dengan anaknya, Cucunya jadilah,,, hehehe.

Ibam Maestro Maga-Maga
Memasuki sore harinya, tentu peserta sudah mulai merasa kantuk. Namun, panitia dengan sigap mengeluarkan jurus ampuhnya yang membuat semua peserta tergelak ketawa melihat goyangan dari sang maestro Ibrahim (Ibam) dengan nama yang diberinya tari Maga-maga. Beliau mengatakan bahwa ini didapat ketika FIM 11 lalu. Beliau menjadi komando dengan sebutan kata-kata sekaligus goyangan yang diikuti peserta. “Se Se Kore… Se Kore Sa… A sisisi maga… A sisisi maga… magaaa… magaaa.. magamaga, magamaga” berulang 3 kali dengan 3 jenis suara. Sangat menarik dan menghilangkan kantuk peserta yang sudah ada yang tertidur ketika mendengarkan materi. Memang panitia yang merupakan alumni FIM sebelumnya luar biasa dalam mengatasi situasi yang mulai menjenuhkan. 

Pelatihan dimulai jam 06.00 WIB
Memasuki hari kedua pelatihan atau hari ketiga pelaksanaan, Senin, 3 Juni 2013 ada yang diluar dari kebiasaan pelaksanaan FIM sebelumnya, yaitu pelatihan dimulai dari pukul 06.00 WIB. Hanya ada di FIM 14B yang memang BEDA. Dimajukannya waktu memulai pelatihan dikarenakan pemateri takut kejebak macet. Karena pada hari tersebut rombongan pembalap maca Negara yang mengikuti Tour de Singkarak 2013 akan melintasi jalanan di depan kampus IPD Baso. Sehingga pesertapun rela memulai pelatihan jam 06.00 WIB yang biasanya olahraga dahulu, sarapan baru pelatihan. Hari bersejarah ini pelatihan dahulu baru sarapan paginya. Namun, itu tidak membuat peserta loyo atau tidak semangat. Karena di pagi hari itu diisi oleh seorang aktivis pada masa mudanya yaitu Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd Guru Besar UNJ yang pernah merasakan dikurung dibalik jeruji besi akibat perlawanannya di masa orde baru. Beliau mengisi materi begitu semangat yang membakar semangat peserta yang lebih muda pastinya umurnya dari beliau termasuk saya pribadi. Beliau mengisi materi membagun karakter diri dengan Cinta kasih.
Bertepatan dengan hari senin yang merupakan agenda rutin di IPDN yakni Upacara Bemdera, maka ketika prosesi penaikan bendera hingga upacara berakhir di dalam ruangan MC nya terpakasa tidak menggunakan microphone dan bersuara pelan-pelan. Sangat lucu dan berkesan deh. Dan akhirnya setelah upacara berakhir mulai dah Mc bersorak-sorak menyemangatai peserta dengan yel-yel Pemuda Indonesia…!!! Bung Hatta…!!! Yang dijawab semangat peserta dengan Aku untuk Bangsaku, dan Tokoh Teladanku.
Makan Siang Bersama Praja IPDN
Hari ketiga pelaksanaan FIM 14B ini, tuan rumah IPDN memberikan surprise yang tak diduga-duga, yaitu makan siang bersama praja IPDN di ruang makan praja. Hal yang sangat luar biasa dan merupakan pengalaman yang tak akan kulupakan. Karena jarang-jarangnya kita yang merupakan warga sipil bias bergabung dan melaksanakan rutinitas di lingkungan IPDN.
Menuju ke ruang makannya, kamipun dibariskan layaknya praja dan berjalan rapi menuju ruang makan. Hal yang tak pernah dilakukan saat makan dan praja IPDN melakukannya yaitu sebelum makan ada upacaranya. Memasuki ruangan, sebelum duduk maka kita ada prosesi penghormatan kepada lambing Negara Burung Garuda. Kemudian, sebelum makan maka pimpinan Praja yaitu Bupati memimpin do’a terlebih dahuli di awali dengan lonceng dan keadaan siap. Dan sebelum makan, maka bersorak mari makan. Dan yang sangat berkesan, makanpun dibatasi waktunya yakni 15 menit dengan ditandai lonceng berdentang. Ketika itu langsung mengambil posisi siap dan berdo’a kemudian diakhiri dengan teriakan terimakasih. Dan kembali meninggalkan ruangan prosesi penghormatan kepada lambing Negara dilakukan. Luar biasa pengalaman yang didapatkan di FIM 14B. Memang BEDA bukan dengan FIM-FIM sebelumnya.

Roksi the Best Project Social
Setelah makan siang, dilanjutkan dengan presentasi social project masing-masing kelompok coaching. Dan ketika diacak dalam penampilan presentasi dan tanpa disengaja kelompok 3 Rohana Kudus yang merupakan kelompokku mendapatkan undian tampil no 3 juga. Dalam hati berkata “semoga dapat masuk 3 besar dan melaju ke babak debat panelis” ujarku.
Kami dari Rohana Kudus yang diketuai Hengki mengambil tema social masyarakat dalam social project yang akan kami presentasikan. Masalah yang kami angkat yakni fenomena perokok di Indonesia yang semakin menjangkau seluruh kalangan termasuk pelajar. Ide ini muncul di menit-menit akjir diskusi oleh Roi Rahmat yang merupakan pecandu rokok. Pada awalnya kami juga mengangkat masalah pendidikan dan kebudayaan yang ternyata banyak dari kelompok coaching mengangkat masalah tersebut. Untuk masalah pendidikan dan kebudayaan sebenarnya sudah memiliki konsep sebuah rummah Cinta yang diusulkan ketua kami Hengki. Dan saya sempurnakan dengan memperjelas Rumah Cinta menjadi (Cerdas, Inovatif, Natural, Terapil, dan Atraktif). Ide ini kami beri nama Rumah Oksigen (ROKSI). Keren dan unik menurut kami dari kelompok Rohana Kudus. Dan ketika pengumuman 3 besar, sontak bersorak teman-teman Rohana Kudus ketika judul ide kami ROKSI disebut. Memang moment yang luar biasa dan kutunggu-tunggu masuk dalam 3 besar. Dan bersiap-siap mengadapi panelis di depan nanti.
Dalam debat panelis yang tak disangka-sangka panelis kedua Ayah Elmir focus kepada dua social project yang termasuk uni menurut beliau yaitu ROKSI dan FIm KONDANG. Dan dari teman-temanpun bertanya kepada kelompok kami Rohana Kudus tentang ide ROKSI kami. Memang membanggakan, padahal baru berkompetisi di lingkup kecil antar kelompok. Tetapi yang membanggakan walau hanya antar kelompok, menurut saya ini sudah merupakan kompetisi Nasional karena peserta FIM sendiri berasal dari Sabang sampai merauke. Bunda Taty pun bersemangat dengan munculnya ide ROKSI ini. Sudah lama ditunggu-tunggunya akhirnya FIM 14B menelurkannya dan merupakan dorongan kuat bagi beliau untuk menggalakkan sosialisasi anti rokok.
Bakal Calon Ketua Angkatan FIM 14B
Setiap pelaksanaan FIM tentu diperlukan sesorang yang akan mengkoordinir teman-teman se-Nusantara. Sehingga butuh sosok ketua angkatan. Proses pemilihan ketua angkatan ini dimulai dengan pencalonan diri. Dan dari hasil pencalonan diri tersebut muncul 8 bakal calon ketua angkatan yang salah satunya saya pribadi yang dicalonkan oleh sahabat saya dari Riau juga Muhammad Bayu, Azzam (Jogja), Heru Darmawan (Palembang), Roi Rahmat (Gorontalo), Teguh (Jambi), Hengki (Lampung), Mahar (IPDN) dan satunya lagi maafkan saya terlupakan. Dari 8 bakal calon ini mempresentasikan kesediaannya dan pengalamannya, dan mengerucut menjadi 4 calon ketua angkatan yakni Saya sendiri Ari (Riau), Hengki (Lampung), Teguh (Jambi) dan Azzam (Jogja). Dan sebelum kami seluruh beristirahat, maka dari panitia mengatakan pemilihan akan dilangsungkan pada malam hari sebelum memasuki ruangan mengikuti agenda puncak penampilan api ekspresi dan penutupan. Teman-teman diberikan sepucuk kertas dan menuliskan nama pilihannya di kertas tersebut. Dan kami pun balik ke asrama dan berkumpul sesama kelompok api ekspresi yang merupakan kelompok baru dan lebih besar lagi jumlahnya dari kelompok awal coaching mempersiapkan penampilan api ekspresi yang berlangsung pukul 20.30 WIB.
Kelompok 6 “Wayang Sepatu” yang Luar biasa
Jam menunjukkan pukul 20.30 WIB, setiap kelompok masih sibuk mempersiapkan diri untuk penampilan yang terbaik yang akan ditampilkan pada api ekspresi tak terkecuali kelompok VI yang dinakhodai aku sendiri yang beranggotakan: Zulfikar, Riza, Tri, dan Addi (Palembang), Selvia dan Indra (IPDN), Taufiq (Jogja), Roi Rahmat (Gorontalo), Lutfi (Surabaya), Rino dan Jannah (abi dan ummi UTM), Dita (Medan), Dziah, Zahra, Salim dan Harfa (Padang), Syafrizal, Mimin, dan Novi (Riau), serta M. Rizki (Bandung). Ketika persiapan, maka hasil dari kesepakatan kelompok kami akan menggunakan property wajib kami sepatu sebagai wayang. Sehingga dalam waktu yang mendesak mucul nama penampilan kami “Wayang Sepatu”.
Tibalah saat yang dinantikan penampilan dari kelompok 1 sebagai pembuka yang sungguh luar biasa full dalam mengekspresikan diri setiap anggotannya, sehingga membuat kami yang akan tampil terakhir minder dengan penampilan yang belum sempurna sebenarnya konsepnya. Berturut-turut kelompok 2, 3, 4, 5 dan tibalah kesempatan untuk kelompok 6 perform.
Dibuka dengan MC yakni Saya yang berduet dengan Dita dengan membuka pagelaran dengan berpantun yang merupakan kebudayaan melayu. Kemudian mulailah pagelaran wayang sepatu yang dibawakan oleh Taufik, Novi, dan Rino. Sungguh mengejutkan teman-teman semua yang mana kami menggunkana property tidak sesuai fungsinya.
Diikuti dengan penampilan silat kolaborasi minang dan melayu yang dibawakan oleh Harfa dan Syafrizal. Silat yang dibawakan ini memadukannya baru aja ketika pertemuan kelompok sebelum penampilan yang hasilnya dapat dikatakan sangat memuaskan. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan puisi berantai yang dibawakan oleh Selvia, Tri, dan Indra yang mana kejadian dalam puisi digambarkan oleh Mimin, Zulfikar, dan M. Rizki. Seketika hening dan alunan music dari gitar yang dibawakan Salim mengalun serta Puisi yang dibacakan Jannah yang mampu membuat penonton berdecak kagum dan hanyut dalam puisinya. Dan yang sangat menariknya adalah teatrikal yang dibawakan oleh Addi, Dziah, Zahra, yang membuat penasaran penonton dan bahkan bunda Taty dan Ibu Meilani ikut berdiri kea rah penonton menyaksikan tetarikal yang dibawakan. Sungguh, adegan ini 100% improvisasi dari teman-teman kelompok. Dan penampilan kamipun diakhiri dengan sebuah nyayian yang begitu syahdu dibawakan oleh Lutfi dan diiringi oleh Salim dan Harfa. Luar Biasa, itulah kelompok 6 yang sebelum tampil menyuarakan kata-kata luar biasa dalam yel-yelnya, ternyata memang luar biasa.
Dan ketika pengumuman pemenang, kelompok 4 sebagai juara 3, dan kelompok 1 disebut sebagai juara 2, sontak teman-teman kelompok antara yakin dan tidak yakin menyebut bahwa kita adalah pemenanganya. Dan sampai akhirnya kelompok 6 disebut sebagai juara 1, yang sontak diiringi sorakan luar biasa dari seluruh personil kelompok 6. Senang rasanya di FIM 14B ini membawa pulang gelar Double Winner.
To be Continue...
Nantikan cerita seri terakhir di Part II...
Jangan Lupa miliki Buku Antologi "Negeri Kunang-Kunang" 

0 komentar:

Posting Komentar