Kamis, 04 Juli 2013

BUNG HATTA’S WORDS WISDOM (PART 2)


“Cahaya merona masa depan mulai bersinar... Kami menyambutnya sebagai fajar yang timbul. Pemuda Indonesia harus ikut mengemudi menuju arah yang tepat... mempercepat datangnya hari yang baru. Ia harus mengajarkan kepada rakyat untuk menikmati keindahan hidup, jangan hanya kesengsaraan saja yang harus menjadi nasib rakyat. Semoga bangsa Indonesia dapat menikmati kemerdekaan di bawah langit yang biru dan merasa dirinya sebagai yang mempunyai negeri, karunia rahmat Tuhan.”
“The red radiance of the future already begins to dawn in the present. We greet it as dawn of a new day. Indonesia’s youth must help us to steer us in the right direction. Its task will be to hasten the advent of the new day. It will have to teach our people the joy of living; not misery alone should be its part. May the Indonesian people feel free under their blue sky and may they feel themselves masters in the land God gave them.”
(Mohammad Hatta, Pidato pembelaan di muka Pengadilan Belanda di Den Haag, Maret 1928)

“Sejak dari masa penjajahan diciptakan bahwa Indonesia merdeka di masa datang mestilah negara Nasional, bersatu dan tidak terpisah-pisah. Ia bebas dari penjajahan asing... politik maupun ideologi. Dasar-dasar perikemanusiaan harus terlaksana dalam segala segi penghidupan, dalam perhubungan antar orang dengan orang, antara majikan dan buruh, antara bangsa dan bangsa.”
“Since the colonial period, Free Indonesia has been prepared to be a national state, united, and not apart. It should be free from foreign domination... politically as well as ideologically. The essence of humanism should be implemented in every aspect of life, among the relationship of one another, between the employers and the workers, between nation and nation.”
(Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, 1960)

“... Pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus kita ambil ialah supaya kita jangan menjadi obyek dalam pertarungan politik Internasional, melainkan kita harus tetap menjadi subyek yang berhak menentukan sikap kita sendiri, berhak memperjuangkan tujuan kita sendiri, yaitu Indonesia merdeka seluruhnya...”
“... The Government’s standpoint is that we should not be an object within the international political conflict, on the country, we have to remain a subject who has the right to determine our own attitude, we have the right to flight our own goals, that is, the freedom of the whole country, Indonesia...”
(Mohammad Hatta, Pidato Keterangan Pemerintah di hadapan BP KNIP, 2 September 1948)


“Demokrasi dapat berjalan baik apabila ada rasa tanggung jawab dan toleransi pada pemimpin-pemimpin politik...”
“Democracy can perform poperly when there is a sense of responsibility and tolerance among the leaders of the politics parties...”
(Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, 1960)

“... Tidak ada suatu perjuangan tanpa rintangan untuk mencapai tujuan esok hari, untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, maka pemuda perlu benar-benar sadar akan peranannya sekarang, untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya memimpin dan mengabdi kepada negara.”
“... There is no effort without obstacles to reach the goals of tomorrow, to reach the society living in justice and prosperity, therefore Indonesian youth should seriously realize on their present role, to prepare themselves properly in order to become the leader of the country and to devote themselves to the state.”
(Mohammad Hatta,  “Menuju Negara Hukum”, pidato penerimaan gelar Doctor Honoris Causa di Universitas Indonesia, 30 Agustus 1975)

“Perkuatlah semangat persatuan untuk menjaga supaya Indonesia tanah pusaka adalah tetap negara nasional, negara kepunyaan sendiri!”
“We should nurture the spirit of unity so as to safeguard Indonesia as our National state, our own state!”
(Mohammad Hatta, “Nasib Kita di Tangan Kita”, Pidato pada rapat umum di Kabanjahe, 22 November 1950)

0 komentar:

Posting Komentar