Banyaknya keluhan dari kontingen
dan kejadian yang terjadi dimulai dari penyambutan kedatangan kontingen, acara
pembukaan sampai berjalannya kegiatan hingga berakhirnya event Pekan Olahraga
Pelajar Nasional XI, hal ini merupakan sebuah fenomena yang sangat memalukan
kita sebagai tuan rumah. Sebagai tuan rumah, seharusnya panitia bersama
pemerintah harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Dapat kita
lihat dalam sosialisasi kegiatan yang sangat minim, sehingga event nasional
tidak terasa gaungnya di masyarakat Pekanbaru. Hal ini yang mengakibatkan juga
acara pembukaan yang sepi dari penonton umum. Sehingga pembukaan seperti acara
yang hanya diperuntukkan untuk kontingen, panitia dan pejabat. Kericuhan yang
terjadi antara panitia dan wartawan pada saat peliputan acara pembukaan, hal
ini dikarenakan tidak adanya koordinasi antara pantia acara dengan petugas yang
bertugas di lapangan. Selain itu juga, dalam hal penentuan tempat pelaksanaan
pembukaan di Gelanggang Remaja, suatu hal yang di luar dari kebiasaan dalam
pelaksanaan event olahraga nasional pembukaan dilaksanakan di GOR bukan di
Stadion yang menyebabkan defile kontingen yang merupakan prosesi yang tidak
dapat dihilangkan dalam acara pembukaan event olahraga tidak dilakukan
mengingat tempat pelaksanaan yang kecil dan juga kekurangan yang terdapat di
gelanggang remaja seperti listrik yang dipasok menggunakan genset dan ketidaktersediaan
air bersih yang menyebabkan penggunaan mobil toilet dari Dinas Sosial untuk
kegiatan bersih-bersih para atlet dan undangan.
Selain itu juga, adanya keluhan
dari kontingen mengenai transportasi, konsumsi, penginapan, dan pelayanan dalam
media centre menggambarkan
ketidaksiapan panitia menyambut tamu yang berasal dari berbagai provinsi
se-Indonesia. Sebagai tuan rumah seharusnya menyambut tamu dengan fasilitas
yang memadai, bukan fasilitas seadanya yang terjadi saat ini. Pelaksanaan
Popnas ini harus menjadi pembelajaran kepada PB PON yang setahun mendatang akan
menyambut ribuan atlet dari seluruh provinsi se-Indonesia dalam kegiatan PON
XVIII. Dalam melaksanakan sebuah event olahraga nasional maupun internasional,
perlu adanya belajar dari pelaksanaan event sebelumnya sehingga kekurangan yang
terjadi pada event sebelumnya, tidak kembali terulang dalam pelaksanaan event
selanjutnya.
Al
Razi Izzatul Yazid,
Menteri Sekretaris Kabinet BEM UNRI
Mahasiswa
Pendidikan Matematika FKIP UNRI
0 komentar:
Posting Komentar