Olahraga
di Dinginnya udara Baso
Udara dingin terasa merasuk tulang ketika bangun di
subuh hari dengan dibangunkan bapak asrama dan melaksanakan shalat subuh
berjama’ah di mesjid. Alhamdulillah pagi ini rasa pusing
dikepala sudah mereda. Selepas
shalat, bersiap-siap menuju lapangan di depan Aula IPDN untuk berolahraga pagi
bersama sahabat keluarga kunang-kunang yang langsung dipimpin oleh Bupatinya
IPDN Mahar. Di awali dengan pemanasan dan dilanjutkan dengan lari pagi
mengelilingi lapangan tersebut. Luar biasa dinginnya udara, untuk menghilangkan
rasa dinginnya, kamipun berlari sambil bernyanyi lagu perjuangan awalnya sih,
eh di akhir-akhir tidak tahu siapa yang memulai
menyanyikan lagu anak-anak.
Mungkin sahabat semua keingat waktu kanak-kanaknya kali ya…
Selepas berlari pagi, kami pun masuk peregangan ala
anak IPDN. Wuih lompat-lompatan jadinya. Lompat-melompat seperti
masa SD dulu olahraga paginya sambil berhitung. Hmm.. memang kompleks juga
ternyata anak IPDN ini ya... Pokoknya
luar biasa Beda FIM 14B ditambah dengan suasana militer di IPDN. Dan selepas peregangan
kami pun kembali ke asrama dan bersiap-siap untuk mengikuti
materi pelatihan dari pembicara-pembicara yang sangat luar biasa.
Puluhan
orang yang Angkat Tangan
Dipagi hari perdana pelatihan, Minggu 2 Juni 2013
kembali kami disambut luar biasa seperti malam pertama kami disambut. Dan hari
ini bakal ahdir orang-orang ternama di negeri ini salah satunya Putri Bung
Hatta yakni Ibu Meutia Hatta. Dan banyak lagi pemateri seperti erie Sudewo
pendiri dompet Dhuafa dan cucu Bung Hatta. Setiap pemateri selesai menyampaikan
materinya maka masukklah ke sesi diskusi bersama peserta.
Ada fenomena menarik yang aku lihat di FIM ini yang
tidak terlihat pada pelatihan-pelatihan lain yang pernah kuikuti. Yakni
ramainya yang ingin bertanya kepada pemateri. Sampai-sampai setiap peserta ada
yang lonjak-lonjak, langsung maju ke depan atau menggunakan barang-barang unik
agar ditunjuk moderator. Namun, Alhamdulillah disinlah rasa persaudaraan dan
kekeluargaan yang ditanamkan panitia yakni yang boleh mengangkat tangan adalah
yang belum pernah bertanya sebelumnya. Dan aku pun berkesempatan bertanya
ketika malam harinya pada saat materi merubah mind set oleh cucu Bung Hatta Ibu
Meilani Arinaldi. Dan setiap bertanya maka dihadiahi berpoto bersama pemateri,
akhirnya ke depan juga untuk berpoto bersama Ibu Meilani yang merupakan cucu
dari seorang tokoh proklamator. Dalam hati walau gak berhasil poto dengan
anaknya, Cucunya jadilah,,, hehehe.
Memasuki sore harinya, tentu peserta sudah mulai
merasa kantuk. Namun, panitia dengan sigap mengeluarkan jurus ampuhnya yang membuat semua peserta tergelak
ketawa melihat goyangan dari sang maestro Ibrahim (Ibam) dengan nama yang
diberinya tari Maga-maga. Beliau mengatakan bahwa ini didapat ketika FIM 11
lalu. Beliau menjadi komando dengan sebutan kata-kata sekaligus goyangan yang
diikuti peserta. “Se Se Kore… Se Kore Sa… A sisisi maga… A sisisi maga… magaaa…
magaaa.. magamaga, magamaga” berulang 3 kali dengan 3 jenis suara. Sangat
menarik dan menghilangkan kantuk peserta yang sudah ada yang tertidur ketika
mendengarkan materi. Memang panitia yang merupakan alumni
FIM sebelumnya luar biasa dalam mengatasi situasi yang mulai menjenuhkan.
Pelatihan
dimulai jam 06.00 WIB
Memasuki hari kedua pelatihan atau hari ketiga
pelaksanaan, Senin, 3 Juni 2013 ada yang diluar dari kebiasaan pelaksanaan FIM
sebelumnya, yaitu pelatihan dimulai dari pukul 06.00 WIB. Hanya ada di FIM 14B
yang memang BEDA. Dimajukannya waktu memulai pelatihan dikarenakan pemateri
takut kejebak macet. Karena pada hari tersebut rombongan pembalap maca Negara
yang mengikuti Tour de Singkarak 2013 akan melintasi jalanan di depan kampus
IPD Baso. Sehingga pesertapun rela memulai pelatihan jam 06.00 WIB yang
biasanya olahraga dahulu, sarapan baru pelatihan. Hari bersejarah ini pelatihan
dahulu baru sarapan paginya. Namun, itu tidak membuat peserta loyo atau tidak
semangat. Karena di pagi hari itu diisi oleh seorang aktivis pada masa mudanya
yaitu Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd Guru Besar UNJ yang pernah merasakan
dikurung dibalik jeruji besi akibat perlawanannya di masa orde baru. Beliau
mengisi materi begitu semangat yang membakar semangat peserta yang lebih muda
pastinya umurnya dari beliau termasuk saya pribadi. Beliau mengisi materi
membagun karakter diri dengan Cinta kasih.
Bertepatan dengan hari senin yang merupakan agenda
rutin di IPDN yakni Upacara Bemdera, maka ketika prosesi penaikan bendera
hingga upacara berakhir di dalam ruangan MC nya terpakasa tidak menggunakan
microphone dan bersuara pelan-pelan. Sangat lucu dan berkesan deh. Dan akhirnya
setelah upacara berakhir mulai dah Mc bersorak-sorak menyemangatai peserta
dengan yel-yel Pemuda Indonesia…!!! Bung Hatta…!!! Yang dijawab semangat
peserta dengan Aku untuk Bangsaku, dan Tokoh Teladanku.
Makan
Siang Bersama Praja IPDN
Hari ketiga pelaksanaan FIM 14B ini, tuan rumah IPDN
memberikan surprise yang tak diduga-duga, yaitu makan siang bersama praja IPDN
di ruang makan praja. Hal yang sangat luar biasa dan merupakan pengalaman yang
tak akan kulupakan. Karena jarang-jarangnya kita yang merupakan warga sipil
bias bergabung dan melaksanakan rutinitas di lingkungan IPDN.
Menuju ke ruang makannya, kamipun dibariskan layaknya
praja dan berjalan rapi menuju ruang makan. Hal yang tak pernah dilakukan saat
makan dan praja IPDN melakukannya yaitu sebelum makan ada upacaranya. Memasuki
ruangan, sebelum duduk maka kita ada prosesi penghormatan kepada lambing Negara
Burung Garuda. Kemudian, sebelum makan maka pimpinan Praja yaitu Bupati
memimpin do’a terlebih dahuli di awali dengan lonceng dan keadaan siap. Dan
sebelum makan, maka bersorak mari makan. Dan yang sangat berkesan, makanpun
dibatasi waktunya yakni 15 menit dengan ditandai lonceng berdentang. Ketika itu
langsung mengambil posisi siap dan berdo’a kemudian diakhiri dengan teriakan
terimakasih. Dan kembali meninggalkan ruangan prosesi penghormatan kepada
lambing Negara dilakukan. Luar biasa pengalaman yang didapatkan di FIM 14B. Memang
BEDA bukan dengan FIM-FIM sebelumnya.
Roksi
the Best Project Social
Setelah makan siang, dilanjutkan dengan presentasi
social project masing-masing kelompok coaching. Dan ketika diacak dalam
penampilan presentasi dan tanpa disengaja kelompok 3 Rohana Kudus yang
merupakan kelompokku mendapatkan undian tampil no 3 juga. Dalam hati berkata “semoga
dapat masuk 3 besar dan melaju ke babak debat panelis” ujarku.
Kami dari Rohana Kudus yang diketuai Hengki mengambil
tema social masyarakat dalam social project yang akan kami presentasikan.
Masalah yang kami angkat yakni fenomena perokok di Indonesia yang semakin
menjangkau seluruh kalangan termasuk pelajar. Ide ini muncul di menit-menit
akjir diskusi oleh Roi Rahmat yang merupakan pecandu rokok. Pada awalnya kami
juga mengangkat masalah pendidikan dan kebudayaan yang ternyata banyak dari
kelompok coaching mengangkat masalah tersebut. Untuk masalah
pendidikan dan kebudayaan sebenarnya sudah memiliki konsep sebuah rummah Cinta
yang diusulkan ketua kami Hengki. Dan saya sempurnakan dengan memperjelas Rumah
Cinta menjadi (Cerdas, Inovatif, Natural, Terapil, dan Atraktif). Ide ini kami beri nama Rumah Oksigen (ROKSI). Keren
dan unik menurut kami dari kelompok Rohana Kudus. Dan ketika pengumuman 3
besar, sontak bersorak teman-teman Rohana Kudus ketika judul ide kami ROKSI
disebut. Memang moment yang luar biasa dan kutunggu-tunggu masuk dalam 3 besar.
Dan bersiap-siap mengadapi panelis di depan nanti.
Dalam debat panelis yang tak disangka-sangka panelis
kedua Ayah Elmir focus kepada dua social project yang termasuk uni menurut
beliau yaitu ROKSI dan FIm KONDANG. Dan dari teman-temanpun bertanya kepada
kelompok kami Rohana Kudus tentang ide ROKSI kami. Memang membanggakan, padahal
baru berkompetisi di lingkup kecil antar kelompok. Tetapi yang membanggakan
walau hanya antar kelompok, menurut saya ini sudah merupakan kompetisi Nasional
karena peserta FIM sendiri berasal dari Sabang sampai merauke. Bunda Taty pun
bersemangat dengan munculnya ide ROKSI ini. Sudah lama ditunggu-tunggunya
akhirnya FIM 14B menelurkannya dan merupakan dorongan kuat bagi beliau untuk
menggalakkan sosialisasi anti rokok.
Bakal
Calon Ketua Angkatan FIM 14B
Setiap pelaksanaan FIM tentu diperlukan sesorang yang
akan mengkoordinir teman-teman se-Nusantara. Sehingga butuh sosok ketua
angkatan. Proses pemilihan ketua angkatan ini dimulai dengan pencalonan diri.
Dan dari hasil pencalonan diri tersebut muncul 8 bakal calon ketua angkatan
yang salah satunya saya pribadi yang dicalonkan oleh sahabat saya dari Riau
juga Muhammad Bayu, Azzam (Jogja), Heru Darmawan (Palembang), Roi Rahmat
(Gorontalo), Teguh (Jambi), Hengki (Lampung), Mahar (IPDN) dan satunya lagi
maafkan saya terlupakan. Dari 8 bakal calon ini mempresentasikan kesediaannya
dan pengalamannya, dan mengerucut menjadi 4 calon ketua angkatan yakni Saya
sendiri Ari (Riau), Hengki (Lampung), Teguh (Jambi) dan Azzam (Jogja). Dan
sebelum kami seluruh beristirahat, maka dari panitia mengatakan pemilihan akan
dilangsungkan pada malam hari sebelum memasuki ruangan mengikuti agenda puncak
penampilan api ekspresi dan penutupan. Teman-teman diberikan sepucuk kertas dan
menuliskan nama pilihannya di kertas tersebut. Dan kami pun balik ke asrama dan
berkumpul sesama kelompok api ekspresi yang merupakan kelompok baru dan lebih
besar lagi jumlahnya dari kelompok awal coaching mempersiapkan penampilan api
ekspresi yang berlangsung pukul 20.30 WIB.
Kelompok
6 “Wayang Sepatu” yang Luar biasa
Jam menunjukkan pukul 20.30 WIB, setiap kelompok masih
sibuk mempersiapkan diri untuk penampilan yang terbaik yang akan ditampilkan
pada api ekspresi tak terkecuali kelompok VI yang dinakhodai aku sendiri yang
beranggotakan: Zulfikar, Riza, Tri, dan Addi (Palembang), Selvia dan Indra
(IPDN), Taufiq (Jogja), Roi Rahmat (Gorontalo), Lutfi (Surabaya), Rino dan
Jannah (abi dan ummi UTM), Dita (Medan), Dziah, Zahra, Salim dan Harfa
(Padang), Syafrizal, Mimin, dan Novi (Riau), serta M. Rizki (Bandung). Ketika
persiapan, maka hasil dari kesepakatan kelompok kami akan menggunakan property
wajib kami sepatu sebagai wayang. Sehingga dalam waktu yang mendesak mucul nama
penampilan kami “Wayang Sepatu”.
Tibalah saat yang dinantikan penampilan dari kelompok
1 sebagai pembuka yang sungguh luar biasa full dalam mengekspresikan diri
setiap anggotannya, sehingga membuat kami yang akan tampil terakhir minder
dengan penampilan yang belum sempurna sebenarnya konsepnya. Berturut-turut
kelompok 2, 3, 4, 5 dan tibalah kesempatan untuk kelompok 6 perform.
Dibuka dengan MC yakni Saya yang berduet dengan Dita
dengan membuka pagelaran dengan berpantun yang merupakan kebudayaan melayu.
Kemudian mulailah pagelaran wayang sepatu yang dibawakan oleh Taufik, Novi, dan
Rino. Sungguh mengejutkan teman-teman semua yang mana kami menggunkana property
tidak sesuai fungsinya.
Diikuti dengan penampilan silat kolaborasi minang dan
melayu yang dibawakan oleh Harfa dan Syafrizal. Silat yang dibawakan ini
memadukannya baru aja ketika pertemuan kelompok sebelum penampilan yang
hasilnya dapat dikatakan sangat memuaskan. Kemudian dilanjutkan dengan
penampilan puisi berantai yang dibawakan oleh Selvia, Tri, dan Indra yang mana
kejadian dalam puisi digambarkan oleh Mimin, Zulfikar, dan M. Rizki. Seketika
hening dan alunan music dari gitar yang dibawakan Salim mengalun serta Puisi
yang dibacakan Jannah yang mampu membuat penonton berdecak kagum dan hanyut
dalam puisinya. Dan yang sangat menariknya adalah teatrikal yang dibawakan oleh
Addi, Dziah, Zahra, yang membuat penasaran penonton dan bahkan bunda Taty dan
Ibu Meilani ikut berdiri kea rah penonton menyaksikan tetarikal yang dibawakan.
Sungguh, adegan ini 100% improvisasi dari teman-teman kelompok. Dan penampilan
kamipun diakhiri dengan sebuah nyayian yang begitu syahdu dibawakan oleh Lutfi
dan diiringi oleh Salim dan Harfa. Luar Biasa, itulah kelompok 6 yang sebelum
tampil menyuarakan kata-kata luar biasa dalam yel-yelnya, ternyata memang luar
biasa.
Dan ketika pengumuman pemenang, kelompok 4 sebagai
juara 3, dan kelompok 1 disebut sebagai juara 2, sontak teman-teman kelompok
antara yakin dan tidak yakin menyebut bahwa kita adalah pemenanganya. Dan
sampai akhirnya kelompok 6 disebut sebagai juara 1, yang sontak diiringi
sorakan luar biasa dari seluruh personil kelompok 6. Senang rasanya di FIM 14B
ini membawa pulang gelar Double Winner.
To be Continue...
Nantikan cerita seri terakhir di Part II...
Jangan Lupa miliki Buku Antologi "Negeri Kunang-Kunang"
0 komentar:
Posting Komentar