“Cahaya merona masa depan mulai bersinar... Kami menyambutnya
sebagai fajar yang timbul. Pemuda Indonesia harus ikut mengemudi menuju arah
yang tepat... mempercepat datangnya hari yang baru. Ia harus mengajarkan kepada
rakyat untuk menikmati keindahan hidup, jangan hanya kesengsaraan saja yang
harus menjadi nasib rakyat. Semoga bangsa Indonesia dapat menikmati kemerdekaan
di bawah langit yang biru dan merasa dirinya sebagai yang mempunyai negeri,
karunia rahmat Tuhan.”
“The
red radiance of the future already begins to dawn in the present. We greet it
as dawn of a new day. Indonesia’s youth must help us to steer us in the right
direction. Its task will be to hasten the advent of the new day. It will have
to teach our people the joy of living; not misery alone should be its part. May
the Indonesian people feel free under their blue sky and may they feel
themselves masters in the land God gave them.”
(Mohammad Hatta, Pidato pembelaan di
muka Pengadilan Belanda di Den Haag, Maret 1928)
“Sejak dari masa penjajahan diciptakan bahwa Indonesia merdeka
di masa datang mestilah negara Nasional, bersatu dan tidak terpisah-pisah. Ia bebas
dari penjajahan asing... politik maupun ideologi. Dasar-dasar perikemanusiaan
harus terlaksana dalam segala segi penghidupan, dalam perhubungan antar orang
dengan orang, antara majikan dan buruh, antara bangsa dan bangsa.”
“Since
the colonial period, Free Indonesia has been prepared to be a national state,
united, and not apart. It should be free from foreign domination... politically
as well as ideologically. The essence of humanism should be implemented in
every aspect of life, among the relationship of one another, between the
employers and the workers, between nation and nation.”
(Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, 1960)
“... Pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus kita
ambil ialah supaya kita jangan menjadi obyek dalam pertarungan politik Internasional,
melainkan kita harus tetap menjadi subyek yang berhak menentukan sikap kita
sendiri, berhak memperjuangkan tujuan kita sendiri, yaitu Indonesia merdeka
seluruhnya...”
“...
The Government’s standpoint is that we should not be an object within the
international political conflict, on the country, we have to remain a subject
who has the right to determine our own attitude, we have the right to flight
our own goals, that is, the freedom of the whole country, Indonesia...”
(Mohammad Hatta, Pidato Keterangan
Pemerintah di hadapan BP KNIP, 2 September 1948)
“Demokrasi dapat berjalan baik apabila ada rasa tanggung jawab dan
toleransi pada pemimpin-pemimpin politik...”
“Democracy
can perform poperly when there is a sense of responsibility and tolerance among
the leaders of the politics parties...”
(Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, 1960)
“... Tidak ada suatu perjuangan tanpa rintangan untuk mencapai
tujuan esok hari, untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, maka pemuda
perlu benar-benar sadar akan peranannya sekarang, untuk mempersiapkan diri
sebaik-baiknya memimpin dan mengabdi kepada negara.”
“...
There is no effort without obstacles to reach the goals of tomorrow, to reach
the society living in justice and prosperity, therefore Indonesian youth should
seriously realize on their present role, to prepare themselves properly in
order to become the leader of the country and to devote themselves to the
state.”
(Mohammad Hatta, “Menuju Negara Hukum”, pidato penerimaan gelar
Doctor Honoris Causa di Universitas Indonesia, 30 Agustus 1975)
“Perkuatlah semangat persatuan untuk menjaga supaya Indonesia
tanah pusaka adalah tetap negara nasional, negara kepunyaan sendiri!”
“We
should nurture the spirit of unity so as to safeguard Indonesia as our National
state, our own state!”
(Mohammad Hatta, “Nasib Kita di Tangan
Kita”, Pidato pada rapat umum di Kabanjahe, 22 November 1950)
0 komentar:
Posting Komentar