Berbicara tentang anak sebenarnya
bukanlah hal yang aneh, anak-anak adalah individu yang biasa (sering) ditemui
dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila kita dihadapkan kepada pertanyaan tentang
“Siapakah anak?”, tentu pertanyaan ini akan mengundang sejumlah jawaban dari
yang sederhana sampai jawaban yang menuntut renungan yang lebih mendalam.
Berbagai jawaban tersebut dapat diajukan misalnya, anak adalah mahluk kecil,
anak adalah mahluk yang lahir dari sepasang orang tua, anak adalah manusia yang
belum dewasa, anak adalah titipan Allah SWT, anak sebagai amanah, anak
merupakan masa depan bangsa dan sebagainya.
Masa depan anak berada ditangan
orang tua, guru, dan lingkunganya. Pada masa anak-anak inilah potensi anak
berkembang sesuai dengan lingkungannya. Salah satu potensi anak yang sangat
perlu diperhatikan adalah potensi penalarannya terhadap moral. Penalaran anak
terhadap moral akan mempengaruhi pembentukan karakternya. Oleh karenanya, kita
sebagai pendidik atau pemerhati anak harus dapat mengembangkan potensi yang
dimiliki anak dengan menyediakan lingkungan yang baik terhadap perkembangan
potensi penalaran anak yakni moral atau dapat disebut pembentukan karakter
anak.
Pengembangan karakter yang terbaik
adalah jika dimulai sejak usia dini. Sebuah ungkapan yang dipercaya secara luas
menyatakan bahwa “jika kita gagal menjadi orang baik di usia dini, di usia
dewasa kita akan menjadi orang yang bermasalah atau orang jahat”. Thomas
Lickona (dalam Siti Aisyah, 2009) mengatakan “seorang anak hanyalah wadah
dimana seorang dewasa yang bertanggung jawab dapat diciptakan”. Karenanya,
mempersiapkan anak adalah sebuah strategi investasi manusia yang sangat tepat.
Sebuah ungkapan terkenal mengungkapkan “Anak-anak berjumlah hanya sekitar 25%
dari total populasi, tapi menentukan 100% dari masa depan”.
Sudah terbukti bahwa periode yang
paling efektif untuk membentuk karakter anak adalah sebelum usia 10 tahun.
Diharapkan pembentukan karakter pada periode ini akan memiliki dampak yang akan
bertahan lama terhadap pembentukan moral anak. Suasana kasih saying dan mau
menerima anak apa adnya, serta menghargai potensi anak, member rangsangan yang
kaya untuk segenap aspek perkembagan anak merupakan jawaban bagi tumbuhnya
generasi yang berkarakter di masa yang akan datang. Megawangi (dalam Siti
Aisyah, 2009) mengatakan karakter terbentuk dengan dipengaruhi oleh paling
sedikit 5 faktor, yaitu: temperamen dasar (dominan, intim, stabil, cermat),
keyakinan (apa yang dipercayai, paradigma), pendidikan (apa yang diketahui,
wawasan kita), motivasi hidup (apa yang kita rasakan, semangat hidup) dan
perjalanan (apa yang telah dialami, masa lalu kita, pola asuh dan lingkungan).
Masa kanak-kanak merupakan masa
penuh dengan bermain dan bersukacita, riang gembira bersama teman-teman
sebayanya. Oleh karena itu, menanamkan pendidikan karakter pada masa
kanak-kanak ini dapat dilakukan dengan permainan yang kreatif, inovatif, dan
tentunya membangun kepribadian yang berkarakter.
Permainan kreatif dan inovatif
tersebut dibalut dalam kerangka edukatif. Salah satunya permainan rakyat
layang-layangan. Saat ini sungguh
miris melihat anak-anak zaman sekarang yang kecenderungan bermain games modern
seperti playstation, game online, remote control dan lain sebagianya. Permainan
tradisional seperti patok lele, mobil-mobilan dari batang pisang, dan layangan
sudah sangat jarang dimainkan. Oleh karenanya, untuk membudayakan permainan
rakyat ini perlu dibuat inivasi dalam permainannya.
Ketika mendengar atau melihat layangan terbang
d angkasa, saat ini sudah jarang ditemui anak-anak dapat
membuat layangannya sendiri. Yang saat ini tampak anak-anak membeli layangan
sudah jadi yang kemudian diterbangkannya. Sehingga dengan kembali mengangkat
budaya membuat layangan ini, maka anak-anak Indonesia nantinya tidak akan
melupakan permainan rakyat ini.
Permainan layangan ini akan dibungkus dengan
nilai-nilai edukasi penanaman nilai-nilai karakter demi terwujudnya anak bangsa
yang berkarakter unggul. Sehingga dengan bermain layangan, anak-anak sekaligus
belajar mengaplikasikan nili-nilai karakter yang harus dimiliknya.
Di dalam bermain layangan, kita
butuh beberapa perlengkapan dan bahan. Agar tercapainya permainan yang dapat
menanamkan nilai kejujuran dalam diri anak, leadership, teamwork,
tanggungjawab, disiplin, dan tentunya kesederhanaan, maka dalam perlombaan
membuat dan menerbangkan layangan ini anak-anak akan dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil. Dan hiburan kreatif ini diberi nama Layangan dari
kita, oleh kita dan untuk kita.
Adapun tahapan dalam bermainnya akan
dibagi dalam persiapan bahan dan perlengkapan, pembuatan layangan, dan
penerbangan layangan. Dan setiap tahap akan diberi penilaian. Berikut detail
tahapan demi tahapan dalam permainan Layangan dari kita, oleh kita, dan untuk
kita:
1.
Tahap persiapan
Dalam tahapan ini, Instruktur akan menyebarkan beberapa perlengkapan
dan bahan di sekitar lingkungan bermain, baik diletak d warung, rumah warga
atau di alam bebas. Kemudian instruktur memberikan arahan bahwasanya bahan dan
peralatan yang dibutuhkan dalam permainan ini dapat dicari di sekitar
lingkungan kita dengan syarat tidak merusak alam sekitar dan dengan cara yang
terpuji (tidak mencuri atau tanpa izin yang punya dll). Tahap ini diberi waktu
sekitar 10-15 menit tiap kelompoknya.
2.
Tahap pembuatan
Setelah anak-anak mendapatkan bahan dan perlengkapannya, kemudian
instruktur memberikan arahan bahwasanya dalam pembuatan layangan nantinya di
beri beberapa pilihan dalam membuat kerangka layangan, seperti contoh (bentuk
bangun datar, bentuk benda, tumbuhan atau hewan). Tahapan ini diberi waktu
sekitar 1-2 Jam tiap kelompoknya. Dan dalam tahapan ini akan dilihat kerjasama
tim dan imajinasi dari anak-anak.
3.
Tahap penerbangan
Pada tahap ini, setelah anak-anak menyelesaikan layangannya setiap
kelompok mengirimkan perwakilan kelompoknya untuk mempresentasikan layangan
yang dibuatnya dan menceritakan bahan-bahan yang didapat darimana saja. Sesi
ini diberi waktu 5 menit setiap kelompoknya. Dan setelah semua dipresentasikan,
barulah memasuki tahap penerbangan dimana yang dinilai adalah yang menerbangkan
layangan terlebih dahulu yang mendapat poin plus dalam tahapan ini.
Setelah melalui seluruh tahapannya,
kemudian instrukur akan mengakumulasikan poin masing-masing kelompok dalam
setiap tahapannya. Dan akan didapat kriteria pemenang yang dapat dibagi dalam
beberapa kategori (contohnya, tim terbaik 1, 2, dan 3, team work terbaik,
layangan unik, layangan sederhana, tim kreatif dll). Setelah mendapat
pemenangnya, kemudian di akhiri dengan pengumuman dan penganugrahan bagi setiap
pemenang.
Sehingga dengan bermain layangan
dari kita, oleh kita, dan untuk kita ini dapat memupuk rasa persaudaraan,
kerjasama tim, kepemimpinan, kejujuran, kesederhanaan, tanggungjawab, kerja
keras dan jiwa kompetitif dalam
diri anak-anak.
Demikianlah sebuah ide atau gagasan yang terlintas dalam pikiran, maka
melalui tulisan ini di sebarkan ke teman-teman, saudara-saudara dan kerabat
lainnya. Semoga dapat bermanfaat dalam pembelajaran ataupun hiburan yang
kreatif, inovatif dan edukatif.
Oleh: Al Razi Izzatul Yazid
Relawan Asa Muda Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar